Mohon tunggu...
Bambang Hermawan
Bambang Hermawan Mohon Tunggu... Buruh - abahnalintang

Memungsikan alat pikir lebih baik daripada menumpulkan cara berpikir

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bicara Bebas Tahan Emosi (Ngawur), Sebuah Seni Berbahasa

15 November 2020   19:30 Diperbarui: 15 November 2020   19:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:blog.elevenia.co.id

Bicara termasuk kebutuhan pokok manusia. Hal itu bisa terlihat dari alat ucap yang sejatinya menjadi bagian elemen terpenting yang ada dalam kontruksi bangun seorang diri manusia.Alat ucap tentu harus dipandang sebagai ruang yang mesti difungsikan. Bentuk memungsikannya sendiri bisa berupa dengan bicara dan berbicara atas nama kebenaran.

Bicara dan berbicara atas nama kebenaran terwujud dari isi pembicaraan yang terjaga dari kengawuran akibat sisi emosional pembicaranya. Selain itu bicara dan berbicara atas nama kebenaran ditandai dengan munculnya isi-isi pembicaraan yang lahir dari kejernihan nalar dan kehalusan perasaan.

Asal bicara, tidak bisa disebut bicara bebas karena bicara bebas itu melibatkan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Sementara asal bicara sendiri hanya mengucapkan bunyi sebatas bunyi tanpa ada kedalaman kandungan pesan berupa pemahaman.

Dalam melakukan seni bicara supaya tetap ada dalam dimensi atas nama kebenaran tentu harus berpegang teguh pada sebuah prinsip, "Bicara Bebas Tahan Emosi".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun