Mohon tunggu...
Beng beng Sugiono
Beng beng Sugiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

La Historia, Me Absolvera. Menulis/Traveling/NaikGunung/Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Untukmu Anakku!

12 Oktober 2022   15:41 Diperbarui: 12 Oktober 2022   16:46 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://www.google.com/search?q=animasi+gambar+kartun+ibu+dan+anak+perempuan&tbm=isch&client

Ada satu perempuan yang terbilang sederhana sebagaimana perempuan desa hidup, dan demi melindungi privasinya maka saya samarkan namanya, sebut saja Nur, karena menurut rasa nama Nur sebutan yang sangat indah, dia menjadi cahaya bagi anak semata wayangnya, anak Nur berusia sekitar 9 tahunan yang setiap hari dia gendong untuk ikut berjalan puluhan kilo setiap harinya, sekali waktu saya berpapasan ketika dia berjalan sambil menggendong anaknya dibawah gelapnya malam dengan tatapan mata yang kosong. saya tidak tau apa yang dia pikirkan, Nur terus berjalan dalam diam dengan wajah yang datar yang sesekali terselip senyum kecil untuk anak lelakinya dan setelah itu kembali diam tanpa kata. 

Nur terlahir normal dari keluarga yang sangat sederhana kemudian tumbuh sebagaimana layaknya perempuan, saya pernah ngobrol dengan teman SD-nya dulu, Nur adalah sosok perempuan yang pintar dan rajin serta aktif sebagaimana anak-anak seusianya, bermain dan bercanda dengan riang gembira.

Dia adalah tetangga saya, hanya berjarak tiga rumah saja dan tinggal bersama keluarganya yang sangat sederhana. 

Sangat terlihat jelas kalau Nur sangat mencintai anak semata wayangnya, rasa-rasanya saya sangat iri dengan apa yang Nur berikan untuk anaknya. didalam keterbatasan hidup, ditengah himpitan ekonomi yang tidak pandang bulu, namun kasih sayang terhadap anaknya tidak pernah tergerus oleh kondisi apapun. 

Dalam hati saya hanya mampu memanjatkan Do'a agar Allah Ta'ala mengangkat derajat hidupnya serta memudahkan segala urusannya. 

Kita yang hari ini hidup dengan berkecukupan sudah sepatutnya kita selalu bersyukur. 

Sebagai penghormatan atas manusia yang selalu memberikan kasih sayang, saya persembahkan satu puisi untuk Nur dan anaknya. 

Nak...! 

Jalan ini terjal anaku, namun kamu jangan risau dengan itu semua, ibu akan selalu disampingmu dan tetap ada di dekatmu. 

Nak, ibu tau kalau keadaan tidak berpihak pada kita hari ini, namun jangan pernah kamu melakukan suatu hal yang kelak akan membuat jalan hidupmu gelap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun