Dia mengatakan, apakah pembangunan terowongan tersebut menjadi simbol kerukunan antarumat beragama? Namun, perlukah disimbolkan melalui pembangunan infrastruktur?
"Menurut saya (tidak ada urgensinya). Apakah harus begitu?" ujar Said
Anggota Komisi I DPR RI dari PDIP, Effendi MS bilang, Â "Tidak terlalu penting. Ya saya tidak ingin terlalu melihat lagi gimik-gimik, sudah cukuplah disentuh hal-hal yang sensitif begitu, masak dengan gorong-gorong, itukan gak penting tapi kalau mau dibangun ya silahkan sajalah."
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengkritik rencana itu. Menurut Mardani, toleransi tak mesti dimaknai dengan pembangunan fisik. "Toleransi lebih merupakan pengalaman batin, bukan fisik. Terowongan, cost-nya  besar. Dan manfaatnya perlu dikaji. Selama ini sudah ada toleransi yang baik. Jika acara di Istiqlal penuh, maka parkiran Katedral bisa dipakai. Begitu pun sebaliknya."
Di medsos, Akun-akun pendukung perintah malah banyak yang mencibir, apalagi akun-akun oposisi. Tentu saja ada juga yang membela dan mendukung. Tapi kalau ditanya, memangnya  fungsinya gorong-gorong itu apa? Mereka nggak bisa jawab juga.
Jokowi memang selama ini gemar bermain simbol.  Tapi simbol gorong-gorong  silatuharmi kali ini paling sulit dipahami. Apa yang mau dikatakan? Kenapa kok silaturahmi malah sembunyi-sembunyi di bawah tanah? Kalau mau melihat contoh toleransi harus melongok ke gorong-gorong gitu?Â