Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Diksi Mazhab Banser dan Mazhab Kemendagri

25 Oktober 2018   10:44 Diperbarui: 25 Oktober 2018   11:25 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Diksi pemberitaan televisi soal pembakaran bendera tauhid   disesuaikan demi kepentingan boss dan pemirsa setianya. TV One menyebut  pembakaran bendera tauhid. INews menyebut bendera bertuliskan aksara  Arab. Metro TV dan Kompas TV menyebut bendera.

 Setelah Pak  Wiranto dan Banser bikin konpres yang dengan tegas tanpa bisa ditawar  sehuruf pun bahwa yang dibakar adalah bendera HTI, ditambah teguran NU  kepada MUI dan Muhammadiyah agar mengoreksi bendera tauhid menjadi  bendera HTI, keempat televisi itu mulai seragam menyebut bendera tanpa embel-embel.

 Perubahan pemilihan kata oleh TV One mudah ditebak latar belakangnya.  Pasti ada teguran entah oleh siapa. Masih bagus lah TV One menyebut  bendera saja tanpa embel-embel HTI atau Tauhid. Itu pemilihan kata jalan  tengah

 Jika TV One ngotot menyebut bendera tauhid, dia bisa  dituduh pro Kemendagri, MUI, Muhammadiyah dan sebagian umat Islam. Sebut  saja diksi "mazhab " Kemendagri. Jika berubah menjadi bendera HTI, bisa  dituduh pro Banser, NU, Menkopolhukam, dan polisi. Sebut saja diksi  "mazhab" Banser.

 Arogansi penertiban diksi kepada para media  televisi ini menimbulkan rasa nggak nyambung antara judul dan isi.  Misalnya pagi  tadi TV One mewawancarai polisi yang menyidik kasus ini.  Judul berita TV One, pembakaran bendera. Tapi polisi diksinya bermazhab  Banser dengan menyebut bendera HTI. Bikin pemirsa yang bermazhab  Kemendagri menjadi gregetan.

 Adil itu mahal, Gaes...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun