Mohon tunggu...
Balqis Al Adawiyah
Balqis Al Adawiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pandemi Covid-19, Mahasiswa Bisa Apa?

13 Agustus 2020   01:17 Diperbarui: 13 Agustus 2020   07:29 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh

Balqis Al Adawiyah

Mahasiswi Bimbingan dan Konseling Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan

 

            Saat ini, kita berada di tengah pandemic Covid-19 yang merupakan virus baru yang awalnya ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 lalu. Sementara di Indonesia sendiri, kasus Covid-19 terjadi pada awal Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga Negara Jepang. Pada 9 April 2020, pandemic sudah menyebar ke 34 provinsi dengan Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan sebagai provinsi paling terpapar. Sampai pada 11 agustus 2020, Indonesia telah melaporkan 128.776 kasus positif, kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Filipina. dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat kelima terbanyak di Asia dengan 5.824 kematian. Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala Covid-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites. Sementara itu, diumumkan 83.710 orang telah sembuh, menyisakan 39.242 kasus yang dirawat.

            Sejak ditetapkannya kasus Covid-19 di Indonesia oleh Peresiden Indonesia, sejak saat itu pula pandemic ini meluluhlantakkan banyak hal dalam kehidupan. Salah satunya adalah pendidikan. Aspek pendidikan menjadi kacau di tengah pandemic Covid-19 ini. Padahal pendidikan merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia. Pendidikanlah yang akan menentukan kemana bangsa ini akan menyongsong masa depannya, apakah menjadi bangsa besar yang beradap, cerdas dan berdaptasi dengan perubahan zaman. Atau menjadi raksasa sakit, yang tenggelam dalam berbagai persoalannya sendiri. Kalah dalam persaingan global, dan bahkan diacak-acak berbagai kepentingan jangka pendek, baik dari dalam maupun luar negeri.

Dampak dari pandemic ini telah menghambat gerak bebas masyarakat Indonesia untuk melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk juga berdampak pada mahasiswa yang merujuk pada surat edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 pada  satuan pendidikan, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 yang mengharuskan mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran online dirumah.

            Kuliah online merupakan sistem perkuliahan yang memanfaatkan akses internet sebagai media pembelajaran yang dirancang dan ditampilkan dalam bentuk modul kuliah, rekaman video, audio atau tulisan oleh pihak akademi/universitas. Dalam perkuliahan online atau kuliah non-tatap muka ini, mahasisa tidak dituntut rutin datang ke kampus. Kuliah online juga merupakan salah satu sarana pembelajaran interaktif. Dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan media internet. Semua dilakukan secara online dan dirumah saja.

            Namun, apakah dengan mahasiswa dirumahkan oleh kampusnya masing-masing mahasiswa tidak bisa berbuat apa-apa? Apakah mahasiswa hanya bisa berhadapan dengan tugas-tugas yang diberikan dosen? Apakah mahasiswa hanya bisa menghabiskan waktunya dengan marathon film sambil berbaring diatas kasur?

Sangat disayangkan, jika mahasiswa yang merupakan agen perubahan dan pengontrol kehidupan social menutup mata dengan dampak yang ditimbulkan dari pandemic ini. Ada banyak hal di kehidupan masyarakat kita ini yang bisa dibantu oleh mahasiswa.

Langkah awal yang bisa dilakukan yaitu menjadi warga yang kreatif dan pemimpin. Pandemic Covid-19 memang mempengaruhi dan mengubah banyak hal dalam kehidupan mahasiswa dalam proses perkuliahan, tapi itu tidak menutup kemungkinan untuk mahasiswa tetap memberikan ide-ide kreatifnya. Mahasiswa memiliki kesempatan melakukan tindakan pencegahan dari virus corona tersebut terhadap diri sendiri, keluarga, serta lingkungan tempat tinggalnya dengan tetap dirumah saja dan keluar apabila memang ada kepentingan yang mendesak. Karena sebagai mahasiswa seharusnya dapat menjadi contoh yang baik bagaimana individu membentengi diri dan bukan malah keluyuran hanya karena merasa suntuk dan bosan selama dirumah saja.

Apalagi saat ini banyak masyarakat Indonesia melakukan tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan seperti beberapa daerah yang melarang adanya pemakaman korban Covid-19. Mungkin mereka melakukan itu karena takut tertular virus Corona kalau ada korban Covid-19 yang dimakamkan didekat tempat tinggal mereka. Disinilah mahasiswa bisa hadir sebagai seseorang yang melakukan pencerdasan kepada masyarakat Indonesia. Mahasiswa bisa melakukan dialog dengan masayarakat sekitarnya dan memberikan pemahaman bahwa korban Covid-19 itu adalah bagian dari masyarakat itu sendiri yang wafat dalam melawan virus tersebut. Mahasiswa juga bisa memberikan pemahaman bahwa korban yang meninggal akibat Covid-19 bukanlah aib untuk masyarakat, sehingga mereka menolak menerima jasadnya.

Selain itu, mahasiswa bisa memanfaatan media social untuk membuat gerakan besar bersama mahasiswa lainnya baik yang bersal dari satu universitas yang sama atau mahasiswa disuluruh Indonesia. Mahasiswa dapat mengajak dan menghimbau masyarakat Indonesia melalui media social ataupun website untuk mematuhi protocol kesehatan serta mejaga jarak (social distancing), dan bukan malah sibuk menimbun bahan makanan dirumah. Melalui gerakan besar seperti ini, mahasiswa juga dapat melakukan penggalanagan dana yang ditujukan kepada msyarakat yang membutuhkan di tenagh pandemic ini.

            Mahasiswa juga dapat melakukan gerakan social dengan terjun langsung menjadi relawan satgas Covid-19. Tidak hanya mahasiswa dengan program studi kesehatan saja, namun semua mahasiswa yang berasal dari program studi manapun dapat ambil bagian dalam melawan virus yang satu ini. Mahasiswa dapat menjadi relawan dengan menyalurkan bantuan logistic makanan bergizi, vitamin, masker dan lain sebagainya. Dengan begitu segala elemen yang ada saling membantu untuk  menyudahi penyebaran Covid-19 dan Indonesia kembali pulih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun