Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rangkasbitung City dalam Satu Hari

22 September 2022   23:53 Diperbarui: 23 September 2022   00:03 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wallart di Stasiun Rangkasbitung (Dok. @balqis57)

Selesai makan kami mampir ke Masjid Agung Al A'raf yang terletak di depan sisi lain alun-alun. Sayang sekali masjidnya kurang nyaman. Tempat wudhu wanita digunakan oleh beberapa cowok seolah mereka tidak dapat membaca tulisan-tulisan besar "Tempat Wudhu & Toilet Khusus Wanita". Ruang sholat di lantai atas, namun tak ada yang memberi informasi tangga/akses ke ruang sholat. Di lantai bawah terlihat anak-anak sholat berjamaah diimami oleh gurunya. Akhirnya saya sholat Ashar di space yang terdapat selantai dengan mereka. Di sekitar banyak orang yang duduk-duduk dan mengobrol. Semoga bisa lebih diperhatikan lagi ya oleh yang berwenang dan pengguna masjid lainnya, apalagi masjid ini memiliki cerita dan sejarah menarik loh! Menurut informasi yang saya dapatkan di kompleks masjid ni bersemayam jenazah Adipati Natanegara, Bupati Kabupaten Lebak tah

Perpustakaan Saidjag Adinda (Do. Balqis57 )
Perpustakaan Saidjag Adinda (Do. Balqis57 )

Setelah dari masjid kami berjalan menuju Museum Multatuli dan Perpustakaan Saidjah Adinda. Kami melewati gedung DPRD yang saat itu sedang berlangsung demo. Entahlah demo apa, tertib kok dan tidak terlalu besar.

Museum Multatuli tutup di hari Senin, jadi saya hanya menikmati museum dan perpustakaan yang berdampingan itu dari luar dan pekarangannya.

Nama perpustakaan diambil dari tokoh buku Max Havelaar karya Eduard Douwes Dekker di abad ke-20. Nama pena E.Douwes Dekker adalah Multatuli.

Dibangun di tahun 2016, gaya bangunan perpustakaan berbentuk Leuit atau lumbung padi yang biasa digunakan oleh Suku Baduy.

Depan Museum Multatuli (Do. Balqis57 )
Depan Museum Multatuli (Do. Balqis57 )

Museum Multatuli merupakan cagar budaya yang bersejarah dibangun pada tahun 1923. Awalnya bangunan ini merupakan kantor sekaligus kediaman wedana Lebak.

Seorang Ibu berseragam PNS di sana tersenyum serta menanyakan asal kami. Kami jawab bahwa kami dari Jakarta. Saya juga menanyakan letak Taman Makam Pahlawan. Ibu itu menjelaskan jalan ke Taman Makam Pahlawan tersebut.

Kami berniat kulineran di sana, namun ternyata tenda-tenda kuliner disana baru buka pada malam hari. Saat itu hampir pukul 5 sore, banyak pedagang yang sibuk mempersiapkan tenda serta kuliner yang akan mereka pasarkan. Akhirnya kami kembali ke stasiun karena niat kami kembali ke Jakarta sebelum matahari terbenam di Rangkasbitung. Kali ini kami ke stasiun dengan menggunakan transportasi online. Mobil online dengan tarif Rp 21.000

Sampai jumpa kembali, Rangkasbitung. Undang aku lagi yaaa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun