Mohon tunggu...
Balggys Mae
Balggys Mae Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Surabaya Punya Kafe Penyandang Disabilitas

17 November 2017   16:19 Diperbarui: 17 November 2017   16:49 3154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak kenal dengan kota Surabaya. Pasti semua orang mengenalnya. Tidak kita sedang bahas kota Surabaya. Namun, Kafe yang ada di Surabaya, yaitu Kafe Mbok Kom yang berlokasi di jalan Ketintang Madya Surabaya.

Kafe ini bukan hanya sekedar kafe seperti biasanya. Tetapi jika kalian masuk ke dalam dan memesasan makanan, barulah menemukan perbedaan. Pada kafe ini hampir 90 persen memiliki karyawan dari kalangan disabilitas.


"Warung kopi semi modern ini memang dibuat tidak berbeda jauh dengan warung kopi pada umumnya. Bahkan, secara kasat mata hampir tak terlihat perbedaannya. Namun, perbedaan itu akan sedikit terlihat jika masyarakat menyempatkan mampir dan menikmati suasana tempat tersebut." Ujar Mochammad Shobik, pemilik caf yang berusia 31 tahun itu. Dikutip dari CNNIndonesia.

Pemilik caf mengatakan, masyarakat akan disuguhkan dengan berbagai menu minuman dan makanan oleh kalangan disabilitas. Menurutnya, bukan tidak mungkin hal itu dilakukan karena selama ini kalangan disabilitas hanya dianggap sebelah mata oleh kalangan normal.

Mochammad Shobik menambahkan bahwa kita tunjukkan bahwa kalangan disabilitas masih mempunyai keinginan untuk berusaha seperti layaknya orang normal.  

Dia mengatakan, memang awalnya akan terlihat asing bagi sebagian besar pengunjung kafe yang datang. Karena sebagian besar karyawan yang bekerja disana mengalami tunarungu, tunawicara maupun tunadaksa.

"Awalnya, memang banyak komplain dari customer. Tapi saya anggap wajar lah, karena mereka enggak tahu kalau disini pekerja dari kalangan disabilitas. Ada yang ditanya diam saja, ada juga yang diajak ngobrol tapi enggak bersuara. Di sana, customer sempat merasa jengkel dan kecewa," ucap Shobik.

Ia mengatakan, Sudah pelanggan kafe tahu jika sebagian besar pekerja kalangan disabilitas, justru mereka merasa kagum. Bahkan tak jarang juga mendoakan agar usahanya lancar. Sebagian besar, mereka datang dari berbagai kota, di antaranya, Nganjuk, Trenggalek, Kediri, Sidoarjo, Surabaya dan Bali.

"Soal komunikasi, sebenarnya bagi saya sendiri enggak ada kesulitan dengan pekerja disabilitas. Tapi ada sebagian karyawan lain yang belum mengerti bahasa isyarat yang digunakan, terutama pelanggan cafe," ujar Mochammad Shobik.

Warung kopi semi modern ini belum lama dibuka, sudah sebulan yang lalu kafe ini bisa berjalan. Mochammad Shobik juga mengalami tunadaksa harus menyembunyikan keinginannya dari keluarga untuk membuka usaha bersama kalangan disabilitas. Tak hanya itu Mochammad Shobik memberi tahu kepada istrinya saat H-3 jelang launching. Sedangkan keluarga baik orang tua maupun saudarannya sat launching.

Awalnya, mereka tak menyangka jika usaha ini digeluti bersama kalangan disabilitas. Namun, tekad dan doa restu orang tuanya yang membuat dirinya untuk terus melangkah dan mengajak kalangan difabel berkembang tanpa memangku tangan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun