Mohon tunggu...
Balggys Mae
Balggys Mae Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kupas Film 'Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak'

15 November 2017   15:27 Diperbarui: 15 November 2017   15:34 2803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak  ini ibarat empat baik sajak yang kemudian digambarkan dalam sebuah film ini. Ritmis dan miris, tapi juga menegangkan dan menghibur.

Sutradara Mouly Surya membagi kisah Marlina si wanita pembunuh yang diperankan Marsha Timothy, dia adalah sornag janda yang tinggal diri di puncak perbukitan sabana di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Dilansir dari CNNIndonesia, pada setiap babak itu perlahan mengungkapkan jati diri Marlina, yang ternyata memiliki sosok yang pendiam menyimpan misteri.

Di balik emosi terpendam Marlina saat kedatangan sekawanan perampok yang merampas hewan ternak dan juga harga dirinya, ia pun dengan gagah berani memenggal kepala gembong penyamun.

Babak itu terus berlanjut dan berakhir hingga Marlina mencari keadilan dan penebusan dosa. Ketegangan apa yang akan  dilakukan Marlina atau apa yang akan menimpan menghiasi setiap babak. Tetapi meski setip babak idak begitu mulus, hai ini menutupi lantara cerita yang kuat sehingga membuat penonton tetap mengikuti alur cerita yang ada.

Dalam kisah Marlina menyajikan potret cerita yang miris di pelosok Indonesia. Tekanan kemiskinan yang membuat Marlina tidak bisa membiayai pemakaman suaminya. Pada akhirnya sang suami terpaksa dijadikan mumi yang terbungkus kain tepat di sudut rumahnya. Biarkan ia menjadi saksi keangkaraan para perampok.

Marlina yang sulit akan adanya akses dan modal di Sumba tergambar lewat pengambilan dengan anglelebar. Ia harus menunggu bus truk demi mengjangkau aparat kepolisian. Namun, saat bus tak bisa di andalkan, ia menunggak dengan kuda demi sampai ke kantor polisi.

Tiba di sana, aparat pun tidak bisa diharapkan menuntaskan kasus Marlina. Sebuah kritik sosial yang cerdas. Di sisi lain, Marlina merupakan tontonan yang menghibur. Lewat dialek, dialog, pengambilan gambar, dan musik pengiring yang memanjakan mata dan telinga.

Dialek khas yang berhasil dimainkan para lakon itu berpadu dengan dialog yang banyak mengandung komedi gelap. Sebuah lelucon hidup yang patut ditertawai.

Ditambah eksotisme tanah Sumba dengan pengambilan wide angle yang ekstrem, diiringi musik yang manis. Membuat penoton betah berlama-lama menyaksikan Marlina selama 1 jam 30 menit.

Kredit untuk Marsha dan juga Dea Panendra yang berperan sebagai Novi, kawan Marlina, mereka adalah para pemain dalam Marlina Si Pembunuh Empat Babak benar-benar tampak seperti orang Sumba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun