Mohon tunggu...
Baldus Sae
Baldus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Dekonstruktionis Jalang

Pemuda kampung. Tutor FIlsafat di Superprof. Jurnalis dan Blogger. Eks Field Education Consultant Ruangguru. Alumnus Filsafat Unwira. Bisa dihubungi via E-mail baldussae94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bincang Buku Percakapan Romo dan Frater

3 September 2018   23:37 Diperbarui: 4 September 2018   00:03 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CATATAN HARIAN OEMAR BAKRIE

Edisi, Selasa 04 September 2018

Minggu, (02/09) kemarin, Komunitas Sastra Filokalia St. Mikhael dan Komunitas Sastra Dusun Flobamora melakukan bincang buku "Percakapan Romo & Frater (Kumpulan Dialog Satire -- Jenaka) karya RD. Sipri Senda. Kegiatan bincang buku ini dilangsungkan di Aula Seminari Tinggi St. Mikhael -- Kupang dan dihadiri oleh sejumlah pegiat dan pencinta sastra. Diawali dengan shering proses kreatif dari penulis, bincang buku ini dilanjutkan dengan pembahasan bersama Mas Abu dan Fr. Sadam HP, bincang bersama dan diakhiri dengan peluncuran buku.

Dokpri
Dokpri
Penulis, dalam sesi proses kreatifnya menuturkan bahwa ikhtiar menuliskan buku ini bermula dari perayaan 17 Agustus beberapa tahun lalu. Maaf saya lupa. 

Kala itu, usai perayaan Ekaristi, beliau diminta untuk menjadi Pembina Upacara. Merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan sebagai Pembina Upacara, ia bertanya kepada frater yang memintanya. "saya harus buat bagaimana Fr., saya belum pernah jadi Pembina Upacara". Dengan tenang, Fr. itu menjawab "Tenang Romo. Romo cukup maju satu langkah. Selesai! "ohh... ternyata gampang ya jadi Pembina Upacara. Cukup maju satu langkah, selesai" tutur Romo menimpalinya.

Singkat cerita, seiring berjalannya waktu beliau mulai mengoleksi fragmen-fragmen kisah jenaka berbumbu satire milik komunitas ini di dinding Facebooknya. Tiada hari tanpa kisah satire -- jenaka nongol di dinding Facebooknya. Konsistensi dan ketekunannya dalam menulis ini menghasilkan 127 buah kisah satire-jenaka. Darinya baru dipikirkan untuk dibukukan. Dan malam itu, kami membincangkan karyanya yang berjudul "Percakapan Romo & Frater (Kumpulan Dialog Satire -- Jenaka)"

Dokpri
Dokpri
Membaca karya beliau, menegaskan pemahaman saya bahwa sastra bukanlah murni fiksi melainkan salinan dari realitas sosial. Terutama realitas ketidakberesan sosial. Dan di sinilah peran sastra, mengungkapkan realitas ketidakberesan sosial itu dalam narasi sastranya. Menariknya, karya ini selain menampilkan kisah juga mengundang tawa dan refleksi dari sidang pembaca. Kumpulan dialog satire-jenaka ini mengingatkan saya pada matakuliah Logika. Ya, boleh dibilang Buku Pengantar Logika super kritis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun