Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tantri Kamandaka

28 Mei 2023   20:57 Diperbarui: 28 Mei 2023   21:08 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tantri Kamandaka/dokpri

Tantri Kamandaka

Garis kehidupan itu bermacam-macam,
Seperti jalan, dan batas-batas pegunungan.
Apa yang kita ada di sini, seorang dewa dapat menyelesaikannya di sana,
Dengan keharmonisan, pahala abadi, dan kedamaian.

Dan aku duduk banyak sore
Di sana di puncak bukit,
Di mana angin bertiup di pucuk-pucuk pohon
Untuk pukulan dari menara lonceng,
Dan melihatnya memberi kedamaian
Di hati, seperti gambar,
Dan menenangkan rasa sakit yang datang
Dari bergabung alasan dengan licik.

Tetap bumi masih menggantung
ke danau, penuh dengan
bunga  kamboja kuning dan mawar liar.
Angsa yang cantik, mabuk dengan
ciuman, dan kamu mencelupkan kepala
ke dalam air suci dalam guci yang menenangkan.

Dan seperti api yang bersinar di matamu
Saat membatikan  sesuatu yang hebat,
Maka api menyala lagi di benak dan sejenak
Para penyair, dengan tanda dan pertanda  perbuatan dunia.
Apa yang terjadi sebelumnya, hampir tidak terasa,
Menjadi jelas sekarang untuk pertama kalinya.
Dan manusia dewa telah  membajak tanah sawah ladang ikut tersenyum,
Dalam para sapi, kerbau dan para pekerja, sekarang diakui
Sebagai kekuatan para dewa yang serba hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun