Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Bayu

3 Januari 2023   21:35 Diperbarui: 3 Januari 2023   21:48 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diumumkan oleh semua terompet langit,
sang bayu tiba, dan saat melewati ladang,
Sepertinya tidak berhenti di mana pun: udara putih
Menyembunyikan bukit dan hutan, sungai, dan langit,
Meliputi rumah pertanian di tepi taman perpustakan.
Kereta luncur dan pengelana berhenti, tukang kayu dan batu
tertinggal, teman-teman tutup mulut, di dalam rumah
Di sekitar perapian yang diterangi cahaya bulan semua duduk,  
Dalam pengasingan bunga bakung yang dilanda badai.

.... Dan ketika waktunya dihitung, dan dunia
Sekarang menjadi miliknya, dia menarik diri, seolah-olah dia tidak pernah ada,
Meninggalkan segalanya, begitu matahari terbit, semua karya seni terkejut
Meniru bangunan, batu demi batu, perlahan-lahan,
dibangun beberapa waktu, udara gila pekerjaan malam,
semuanya permainan arsitektur sang bayu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun