Metode baru harus memiliki kemampuan untuk menemukan, metode yang sekedar menjelaskan, yang berfungsi untuk menyajikan atau mengkomunikasikan pengetahuan saja tidak cukup. Ini bukan tentang mentransmisikan pengetahuan yang dikumpulkan melalui sejarah, tetapi tentang menemukan, menciptakan. Karena bagi Descartes keberhasilan matematika terletak pada penggunaan metode,
Rasionalisme. Dihadapkan dengan solusi lain untuk masalah pengetahuan dan konstitusi "sains" yang akan muncul pada saat itu, seperti empirisme, Descartes akan memilih solusi rasionalis. Rasionalisme akan ditandai dengan penegasan kepastian pengetahuan berasal dari akal, yang dikaitkan dengan penegasan adanya ide-ide bawaan. Ini berarti devaluasi pengetahuan sensitif, di mana pengetahuan tidak dapat didasarkan, meninggalkan akal sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
Pada saat yang sama, model pengetahuan matematika (sejauh matematika tidak bergantung pada pengalaman) dinilai kembali. Penjelasan pengetahuan berdasarkan abstraksi akan ditolak, karena abstraksi dihasilkan dari penangkapan zat melalui sensibilitas (penjelasan pengetahuan Aristoteles dan Saint Thomas) yang telah ditolak sebagai sumber pengetahuan.
Sebaliknya, rasionalisme akan menegaskan intuisi intelektual dari ide-ide dan prinsip-prinsip yang jelas, dari mana deduksi pengetahuan akan dimulai, dengan cara yang sama seperti seluruh tubuh matematika disimpulkan dari prinsip-prinsip pertama yang terbukti dan tidak dapat dibuktikan. Hubungan ide-ide ini dengan realitas ekstra-mental akan ditegaskan secara dogmatis, yang akan menimbulkan beberapa masalah bagi kaum rasionalis. Semua ini membawa rasionalisme ke cita-cita ilmu universal, sebuah aspirasi yang filsafat Cartesian adalah contoh yang baik.