Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Tragedi Medea Euripides (3)

23 Agustus 2022   19:50 Diperbarui: 23 Agustus 2022   19:56 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Itu Tragedi Medea Euripides (III)

Tema diskurus ke (III) tulisan ini adalah analisis tokoh tragis seperti Medea Euripides, di mana citra yang saling bertentangan dan perspektif yang beragam tentang perempuan dipadatkan, telah menjadi tantangan tidak hanya dalam hal pengetahuan tentang feminitas, tetapi  di tingkat pengalaman subjektif diri sendiri sebagai seorang wanita. 

Dalam sosok Medea, komponen-komponen feminitas yang telah ditabukan secara sosial didramatisasi dan umumnya hanya menemukan cara untuk mewujudkannya melalui fantasi laki-laki yang melayani produksi bawah sadar.

Sebaliknya, di Medea kita menemukan subjek tragis di mana tidak hanya seksualitas tetapi terutama agresi perempuan akan secara sadar diwakili. Dalam gambar yang sama kita temukan kontradiksi internal dan ambivalensi intens yang terkandung dalam manifestasi agresi pada wanita. 

Ketertarikan yang dapat dibangkitkan oleh sosok perempuan yang melampaui waktu sejarahnya sendiri, dengan secara radikal mengungkap gambaran tabu tentang agresi dan seksualitas perempuan, tentu disertai dengan pengalaman jijik dan ketakutan yang sulit untuk ditoleransi.

Analisis sistematis dari reaksi kontratransferensi saya sendiri yang menyertai penyelidikan adalah sumber daya mendasar untuk menghadapi saya dengan fantasi, penderitaan dan pertahanan bawah sadar yang diprovokasi oleh interpretasi sosok Medea. 

Mungkin tantangan utama dari karya ini adalah mampu mempertahankan ambivalensi intens yang diwakili oleh konflik antara sosok Medea sebagai personifikasi dari "pembunuh berantai" dan kondisinya sebagai subjek perempuan yang tragis, yang tindakannya dilegitimasi melalui perkembangan tragedi tersebut.

Di satu sisi kita dihadapkan pada pembunuhan dengan kekerasan yang mencapai klimaksnya dengan pembunuhan terhadap anaknya sendiri dan yang menghalangi pengalaman empati dan kasih sayang terhadap sosok tersebut. 

Di sisi lain, kami menemukan kemampuannya yang luar biasa untuk bertindak dan memaksakan dirinya secara mandiri sebagai sosok perempuan, bahkan sampai pada titik mampu melarikan diri dari hukuman dengan cara yang luar biasa penuh kemenangan.

Mempertahankan ambivalensi antara ketertarikan dan penolakan tanpa jatuh ke dalam idealisasi ilusi karakter sebagai semacam pahlawan wanita feminis atau devaluasi keras yang mereduksinya menjadi monster yang tidak dapat dikenali sebagai fantasi laki-laki bukanlah tugas yang mudah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun