Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Hermeneutika Gadamer dan Neoplatoninsme (IV)

10 Agustus 2022   14:14 Diperbarui: 10 Agustus 2022   14:49 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hermenutika Gadamer  Dan  Neoplatonime Peleburan Cakrawala (IV)

Hans-Georg Gadamer adalah seorang filsuf Kontinental terkemuka abad kedua puluh. 

Kepentingannya terletak pada perkembangan filsafat hermeneutiknya. Hermeneutika, "seni interpretasi," berasal dari bidang alkitabiah dan hukum dan kemudian diperluas ke semua teks. 

Martin Heidegger, sebagai guru Gadamer, menyelesaikan universalisasi ruang lingkup hermeneutika dengan memperluasnya melampaui teks ke semua bentuk pemahaman manusia. 

Oleh karena itu hermeneutika filosofis menyelidiki makna dan makna pemahaman bagi keberadaan manusia secara umum.

Gadamer dipengaruhi oleh minat Heidegger pada "pertanyaan tentang Wujud," yang bertujuan untuk menarik perhatian kita pada sifat Wujud yang ada di mana-mana dan tak terlukiskan yang mendasari keberadaan manusia.

 "Menjadi" mengacu pada sesuatu seperti "tanah" (meskipun tidak dalam pengertian modern "dasar") atau, lebih baik, latar belakang, yang mendahului, mengkondisikan, dan memungkinkan bentuk-bentuk tertentu dari pengetahuan manusia seperti yang ditemukan dalam sains dan sosial. ilmu pengetahuan. 

Gadamer mengembangkan komitmen Heidegger terhadap sifat dasar Wujud yang ada di mana-mana dan mendasar dalam tiga cara yang terkait.

Pertama, Gadamer ingin menjelaskan situasi historis dan linguistik dari pengetahuan manusia dan untuk menekankan perlunya dan produktivitas tradisi dan bahasa untuk pemikiran manusia. Misalnya, ketika Gadamer menulis  "Ada yang dapat dipahami adalah bahasa," maksudnya Wujud mendasari, melampaui, dan memungkinkan bahasa.

Kedua, Gadamer berusaha melawan keangkuhan positivisme abad kedua puluh dengan menunjukkan  kebenaran tidak dapat direduksi menjadi seperangkat kriteria, seperti yang disarankan oleh para pendukung metode ilmiah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun