Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wadas Ibu Pertiwi

13 Februari 2022   01:12 Diperbarui: 13 Februari 2022   02:38 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com - 11/02/2022, 06:07 WIB

Engkau para  pejabat dan aparatur negara adalah air susu profesi utilitas publik. 

Jika mereka tidak ada, akan ada lebih banyak pemerkosaan di jalanan. Rasismelah yang vulgar dan tidak sehat. Bukan hanya pelacur keadilan.

Tetapi.... Kekasaran tidak berbicara seperti pilar penghitung, tetapi memiliki bahasa yang dicela dan mengacaukan planet ini dengan mengisi kolam renang sementara anak-anak sekarat dalam bencana kehausan.

Tapi.....Aku dan anak bangsa di Wadas adalah kenangan masa kecil adalah hal yang paling manis untuk dibagikan. Dan itulah satu-satunya hal yang terkadang berhasil membuat mata para pembunuh berlinang air mata.

Hidup adalah kalung yang mutiaranya adalah kesenangan kecil untuk segera dikenakan. Dan pada hari itu pecah, mereka menyebar ke seluruh bumi untuk diambil orang lain. Dan semua yang ada menghilang.

Ibu Pertiwi selalu berkata: Cinta itu seperti anak domba. Jika saus dasar tidak kaya, maka kita hanya  memiliki lebih dari daging kering. 

Dan kepada punggawa negara bahwa merekalah yang bertanggung jawab, mengetahui sepenuhnya bahwa Ibu Pertiwilah yang memimpin mereka pada keadilan.

Tapi ketahuilah... Tidak ada yang benar dalam keberadaan. Hidup itu seperti medan besar yang tidak rata, penuh dengan rintangan, belokan dan jalan memutar, semacam labirin yang penuh dengan jebakan di mana tidak ada garis lurus. 

Nol tidak ada di alam; itu adalah batas yang dipahami oleh pikiran kita dan ditempatkan olehnya sebelum dan sesudah setiap fenomena dan makhluk nyata.

Dan ada singularitas dalam hidup yang menawarkan banyak kesempatan baik yang tidak boleh dilewatkan seperti halnya kesempatan palsu untuk dibuang; keagungan takdir terbuat dari apa yang ditolak seseorang lebih dari apa yang diperolehnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun