Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa Itu Kebahagian

17 Desember 2021   18:45 Diperbarui: 17 Desember 2021   18:50 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu kebahagian? Tentu banyak jawaban yang bisa dikatakan, atau didiskusikan. Ada banyak world vivew dalam memahami apa itu kebahagian. Membutuhkan waktu yang panjang untuk menjelaskan hal ini. Pada tulisan ini saya meminjam istilah theoria atau tema Filsafat Untuk  Mendefinisikan Kebahagian  atau sering disebut "Eudaimonia Ethics". 

Istilah "Eudaimonia adalah konsep pemikiran Aristotle sebagai Jalan Menuju Kebahagian. Aristotle menyatakan jika ingin bahagia maka Bahagia_Kembangan seluruh potensi dirimu, supaya hidupmu menjadi bermutu; maka ada tiga tipe bahagia yakni: [1] Harta, [2] Nikmat, dan [3] Prestasi Nama Baik. Harta tidak dapat menjadi jaminan bahagia, misalnya pada kasus  Golden Touch - King Midas; emas dan kekayaan tidak bisa membuat manusia Bahagia.

Makna kata Nikmat, [a] untuk hewan;[b] Nikmat sampai prestasi diperoleh ; Aristotle menyatakan Kebahagian adalah membangun  Nama Baik melalui upaya pengembangan Bakat untuk mencipkan Prestasi; atau untuk mencapi  bahagia harus dibangun dengan mutu [cari kualitas]. Caranya adalah Libatkan dengan sesama:Keluarga, Kampung, dan Polis/Negara. Prestasi yang dibangun dengan Tidak berfokus pada Harapan   Motivasi Diri Sendiri semacam istilah Jawa Kuna sebagai "Suwung ing Pamrih, rame ing Gaweh"

Prestasi dan nama baik itu diperoleh dengan Mengembangkan diri: [1] buka logos/roh/akal budi; [2] jadikan dirimu sebagai makluk sosial/libatkan dengan sesama.  Hal ini dapat saya sebutkan sebagai Phronesis [wisdom ethics] proses internalisasi batin menjadi Habitus kemudian dilakukan dalam Arena Sosial masyarakat;

Jawaban kedua  Apa itu Kebahagian diberikan kaum Stoicism era Hellenistic period [tokoh adalah Seneca (4 BCE-65 CE), Epictetus (c. 55-135) dan  Marcus Aurelius (121-180). Kaum Stoiicism membagi dua hal untuk mendefenisikan apa itu kebagian yakni (1) Apa yang tak tergantung pada dirinya: {fortuna} kematian,kekayaan/meskin, pendertiaan, sakit, dan ke [2] Apa yang tergantung dirimu: {virtue]
Pemahaman, emosi, logika, bersikap menilai dengan tepat {antara Sensasi Vs Emosi};
maka bagi kaum Stoicism manusia biasa bahagia jika mampu melakkan Latihan [Askesis]: memisahkan dua hal antara Fortuna, dan Virtue. Senasi Alamiah:yang mengenakan kita dan  Emosi: Terjadi setelahnya, diperlukan kemampuan Conversio atau pengalihan.

Jawaban ketiga Apa itu Kebahagian diberikan kaum Epicurian menyatakan Hindarilah rasa sakit, resah dan nikmati kebahagian sekecil apapun ["bangun kebagian kecilmu"]. Manusia pasti bahagia, karena tiadak ada manusia tidak pernah bahagia, demikian sebaliknya tidak ada manusia bisa bahagia 100% selama perjalanan hidupnya; Istilah ini dapat saya sejajarkan dengan pemikiran Jawa Kuna pada istilah "Papan, Empan, Andepan" atau sikap Ugahari.

Terima kasih, 17 Desember 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun