Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perjumpaan Pemikiran Filsafat Goethe, Dilthey

19 April 2020   12:53 Diperbarui: 19 April 2020   12:54 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri | Perjumpaan Pemikiran Filsafat Goethe, Dilthey

Perjumpaan Pemikiran Filsafat Goethe, dan Dilthey

Johann Wolfgang von Goethe, (lahir 28 Agustus 1749, di [Jerman] dan meninggal 22 Maret 1832, Weimar, Saxe-Weimar), penyair Jerman, dramawan, novelis, ilmuwan, negarawan, sutradara teater, kritikus, dan amatir artis, dianggap sebagai tokoh sastra Jerman terbesar di era modern.

Sedangkan Wilhelm Dilthey, (lahir 19 November 1833, Biebrich, dekat Wiesbaden, Nassau dan  meninggal 1 Oktober 1911, Seis am Schlern, dekat Bozen, Tirol Selatan, Austria-Hongaria), filsuf Jerman yang memberikan kontribusi penting pada metodologi humaniora dan ilmu manusia lainnya.

Pertanyaannya adalah dimana letak pertemuan pemikiran Filsafat kedua tokoh hebat antara Goethe, dan Dilthey? Pertanyaan yang tidak mudah dijawab, dan tentu memerlukan kajian lebih lama, lebih dalam, dan banyak sudut pandang.

Namun demikian saya mencari dan kemungkinan besar Pertemuan Pemikiran Filsafat Goethe, dan Dilthey terletak pada konsep atau kata atau epistme bernama ("ERLEBNIS");

Pertemuan Pemikiran Filsafat Goethe, dan Dilthey ada pada konsep ("Erlebnis") dimana bentuk jamak di hadirkan oleh Goethe dengan istilah ("Erlebnisse"), dikembangkan oleh Dilthey menjadi filsafat cara memahami dunia dan realitasnya menjadi ("Erlebnis");

Maka kata ("Erlebnis") kemudian digeser atau mengalami perluasan makna pada dua hal pertama kata ("Erfahrung"), dan kata kedua adalah ("Erlebnis") itu sendiri.

Pada kata   ("Erfahrung"), berarti pengalaman secara umum atau misalnya pengalaman ke Candi Prambanan, Candi Sukuh, atau Candi Wukir, kemudian bertemu dengan banyak orang, merasakan mendoan dan pengalaman secara umum sebagai wisatawan sebagaimana masyarakat umumnya;

Pada kata kedua adalah ("Erlebnis") adalah sebagai pengalaman lebih mendalam lebih primordial, lebih intim, lebih luas, lebih mendalam, atau semacam "pengalaman hidup yang dihayati" atau bahasa sederhananya adalah "penghayatan batin";

Maka hasil pemikiran filsafat Goethe, dan Dilthey terletak pada kata kedua adalah ("Erlebnis") bahwa penghayatan ini adalah bersifat utuh, menyeluruh, dan tidak tercerai berai. Dilthey memberikan contoh pada ("Erlebnis") adalah soal waktu. Waktu kata Dilthey adalah utuh menyeluruh, mengalir dalam satu kesatuan kemudian menghasilkan apa yang disebut "pengalaman hidup".

Dilthey menyatakan ("Erlebnis") atau penghayatan waktu adalah sebuah aliran terus bergulir berubah sebelum dilakukan objektivikasi.  Akibatnya hal-hal yang sudah di "objektif-kan"  sebagaimana data atau observasi  adalah bentuk lain menghilangkan atau meniadakan penghayatan ("Erlebnis");

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun