Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Hukum Karma

3 April 2020   18:37 Diperbarui: 3 April 2020   18:47 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi | Hukum Karma | Ilustrasi: dokumentasi pribadi

Tanpa asalan, biarkan aku ikut denganmu
Tanpa asalan, sedikit lebih jauh ke bawah akal sehat, sejauh dinding buta,
ke titik di mana jalan berbelok menuju neraka dan kota muncul pelacur
beton, tempok, alun-alun, benteng lapang, dilabur sesaji ayam mentah dengan cahaya warga jingga bulan, tanpa harapan,
Tanpa asalan, begitu acuh tak acuh dan tidak penting, apapun buat kita
sangat positif, seperti metafisika, aliran bara lahar api membatalkan takdir
yang akhirnya aku dan kamu bisa percaya bahwa kita terjebak antara  ada dan tidak ada,
bahwa kita tidak pernah ada, hanya bayang-bayang waktu dengan kehancurannya tidak pernah ada sampai kapanpun, dia sama dengan lagu "nella fantasia"
Biarkan aku ikut denganmu, dan kita tenggelam dalam karma bersama-sama.

Tanpa asalan, kita duduk dibawah naluri kegagalan, tanpa ada tembok pemisah rendah, di dalam tanah di atas bukit gunung Lumut,
dan ketika angin senja beradu,  bertiup suara angin membawa ke neraka
mungkin wajib membayangkan terbang tanpa sayap patah diterpa badai,
karena, Tanpa asalan, kita  mendengar suara kematian leluhur kita seperti suara dua sayap yang kuat membuka dan menutup, pintu neraka, inilah "karma kita"
kamu  merasakan ikatan benang masuk melalui hidung, mengikat 12 rusuk tulang rusuk, tersangkut di paku alam tanpa ada kemampuan memutuskanya,
dan ketika kita merasa diatas bukit, burung datang memakan bangkai kitaa, daging mentah tanpa darah, tanpa air mata kita,
dan dengan demikian mengubah arah angin, dan warna awan seperti  otot-otot udara biru, diantara sarap langit dan bumi
tidak ada bedanya apakah kita hidup atau mati atau pergi atau kembali
tidak ada bedanya apakah ada atau tidak ada atau pergi atau kembali
dan tidak ada bedanya rambut ayam dengan manusia, dengan monster tanpa jenis kelamin
maka biarkan aku ikut dengan karma-mu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun