Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Karmamu

3 Maret 2020   23:47 Diperbarui: 3 Maret 2020   23:57 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumen Pribadi

Persimpangan
  tempat jalan hidup buntu
  tinggal untuk berbisik
  telinga wisatawan dan
  menarik   pada nasib karma manusia

  Minuman air kencing sepatu:
  "Kamu bersembunyi lagi di tempat gelap
  dewa marah yang tersembunyi "

  -Kenapa kamu seolah olah memanggil Karma?
  Kamu  tahu harga karma yang harus dibayar.  Itu
  tidak pernah berubah.  Kematian
    akan memberi  hidup
  dan membebaskan  dari keji
  takdir.  Tapi sudah terlambat karmamu.

  -Jika aku bisa melihatmu lagi
  Dan bicara dengan kamu, berjalan  bersembunyi
  sementara di pertobatan kau tak punya
   minum minuman air tetesan  campur tanah makam
  dari percakapan mata, sukma dibawa sang bayu
  saya pikir tak mungkin lagi

  -untuk menyelamatkan jiwa sudah pecah
  rusak.  Untuk mencapai kelonggaran penyesalan
  Untuk menjarah emas hijau
  pada serangan bajak laut dan rawa buaya
  untuk berkemah kemuliaan para wangsa alam

  -Seperti wajah tukang jubah
  tanduk dan minuman beracun empedu ular
  kemenangan merah;  palsumu, demi cari muka
  juga, dengan tusuk gigi bau bangkai tikus
  Pohon beringin pecah yang ditusuk;  dan itu
  gemerincing langkah nyawa berjalan mengerikan
  jalan menuju rahmat batiniah menjemput  karmamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun