Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Gagasan Filsafat Pendidikan di Indonesia?

22 Februari 2020   04:48 Diperbarui: 22 Februari 2020   05:08 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat Pendidikan di Indonesia | dokpri

Kekurangan ini adalah kegagalan jujur setelah percobaan yang layak. Jika Bentuk  adalah objek pengetahuan, pencipta manusia setidaknya memiliki pendapat yang benar (601e). Tanpa menjadi filsuf, mereka berdiri dalam hubungan yang sah dengan pengetahuan filosofis.

Jadi kategori II bukanlah domain imitasi, dan tabel dalam lukisan bukanlah "imitasi imitasi." Namun demikian, frasa "imitasi penampilan" Platon memang mencirikan mimesis artistik sebagai masalah yang rumit . Imitasi mengintensifkan kelemahan yang ada pada objek yang ada; tidak hanya gagal tetapi gagal dua kali, atau dua kali lipat.

Melompati sejenak, pembaca Republik menemukan perbedaan tiga arah kedua (601c-602a) yang mengkritik imitasi dari perspektif lain:

  1. Pengguna (seruling atau tali kekang) yang tahu.
  2. Pembuat (seruling atau kekang) yang memiliki keyakinan yang benar.
  3. Imitator (dari seruling atau kekang) yang tidak tahu.

Platon untuk berpendapat   puisi membahayakan jiwa. Dia mengatakan   ilusi puisi membentengi bagian terburuk dari jiwa dan mengubahnya melawan yang terbaik. 

Rentetan pertama argumen ini (602c/ 603b) menggunakan bahasa teoretis   yang jelas diambil dari teori psikologi Republik   sementara yang kedua (603b-608b) menarik bagi fenomena yang bisa diamati seputar pertunjukan tragedy atau pentas wayang.

Socrates kembali ke analoginya antara puisi dan lukisan. Jika Anda sebagian terbawa oleh penampakan meja yang diakali dengan lukisan tetapi Anda sebagian melihat kepalsuan, bagian mana dari Anda yang melakukannya? Dorongan rasional jiwa harus menjadi bagian yang tahu   lukisan itu bukan meja sungguhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun