Ontologi Jawa Kuna
Saya simpulkan hasil riset saya bahwa Ontologi Jawa Kuna, adalah sejajar dengan "Dumadi". Â Tetapi bukan makna secara umum seperti yang dipahami selama ini.Â
Makna kebatinan hasil riset saya; "Dumadi bahwa apapun yang dipercayai pada akhirnya mengalami pardoks, atau kebenaran itupun sebagai "bayang-bayang" atau samar-samar dan tidak bisa dirumuskan secara finalitas apapun di dunia ini secara finalitas. Maka manusia harus memahami semuanya ini dalam kondisonal dan situasional "nrimo ing pandum"; tanpa interpelasi, tanpa putus asa,
Ontologi Jawa Kuna bahwa seluruh Realitas adalah "Dumadi".  Sebuah proses yang senantias berubah, bergerak, menajdi mengalir, dan tiap titik {"mbatik"}  adalah kesimambungan saling beralienasi, berkolaborasi, menghasilkan siklis menjadi  atau tanda-tanda yang tak pernah putus-putus yang menari mencari harmoni, dan merahabilitasi dirinya sendiri. Semua realitas didalam alam [kosmos] dan diri adalah enigma X yang tidak mampu didefinisikan dipahami.
Maka dengan enigma X yang tidak mampu didefinisikan dipahami ini menghasilkan sebuah nilai sikap hidup manusia menjadi [a] malu dan takut ["wedi, isin"], dan [b] rame ing gawe sepi ing pamrih "bekerja dengan tekun ulet, tanpa mengharapkan pamrih" sebuah dokrin loyalitas mencintai kehidupan universal;
Makna "kehidupan universal" kata Jawa, tidak ditafsir secara harafiah pada suku atau etnis. Kata Jawa adalah kata sifat, jadi orang Jerman, Orang Korea, Orang Jepang, Orang Amerika, Orang Papua, Orang Manado, Orang Dayak, Orang Flores, Orang Bali, bisa menjadi manusia Jawa jika mereka berperilaku dengan menginternaliasi sikap batin Jawa.
Sebaliknya orang Jawa bisa tidak menjadi Jawa, karena kehidupannya menginternaliasi Mental Spanyol atau Belgia. Jadi penelitian ini berlaku "kehidupan universal" tanpa definisi etnis sempit dan picik.