Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Filsafat adalah Undangan Manusia untuk Berpikir

19 Januari 2020   15:38 Diperbarui: 19 Januari 2020   20:50 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: dailystoic.com/epictetus

Para filsuf pertama dalam sejarah Barat orang Yunani kuno mengajukan pertanyaan paling mendasar tentang manusia dan hubungannya dengan dunia. Lebih dari 2.500 tahun kemudian, masalah yang mereka renungkan terus menantang, memesona, dan mengajari kami. 

Apakah kenyataan stabil dan permanen atau apakah selalu berubah? Apakah nilai-nilai etika seperti keadilan dan keberanian relatif? Atau apakah nilai-nilai "absolut" sederhana dan selamanya benar dan benar? Apa itu keadilan? Apa itu kebahagiaan? Bagaimana sebaiknya kita menjalani hidup kita?

Pengantar Filsafat Yunani mengundang Anda untuk bergabung dalam diskusi abadi ini. Karena itulah subjek sebenarnya: percakapan di antara para pemikir yang telah berlanjut selama berabad-abad dan tetap dapat diakses oleh kita saat ini. Anda merasa itu selalu merangsang, terkadang kontroversial, dan hampir selalu relevan.

Ada 24 macam ceramah ini sebagai pendekatan "dialektis" (kata ini berasal dari dialegesthai Yunani: untuk berkomunikasi). Para filsuf disajikan seolah-olah mereka berpartisipasi dalam percakapan. 

Dengan cara ini, jalannya terbuka dengan cara yang mirip dengan perkembangan aktual filsafat Yunani.

Dalam kursus ini, mempelajari perkembangan filsafat Yunani, bertemu dengan para pemikir utamanya, dan mengeksplorasi isu-isu dan ide-ide yang berkaitan dengan mereka. 

Sebagai contoh, para filsuf sejati pertama adalah kaum Presokratis secara harfiah, para filsuf yang hidup sebelum Sokrates. Mereka termasuk Thales of Miletus (585 SM-?), Anaximander (610-546), Anaximenes (sekitar 550), Xenophanes (sekitar 570) dan Pythagoras (sekitar 570-500).

Kaum Presokratis menolak mitos dan ilham ilahi seperti yang telah diwujudkan dalam karya-karya Homer dan dalam kisah penciptaan Hesiod, Theogony sebagai penjelasan realitas yang valid. 

Sebaliknya, mereka bersikeras bahwa pemahaman yang benar selalu membutuhkan logo, penjelasan rasional (maka kata-kata bahasa Inggris seperti psikologi dan biologi).

Kaum Presokratis memperhatikan masalah-masalah seperti mengidentifikasi arche atau "Being": benda yang merupakan asal dari semua hal lainnya. 

Mereka juga memperkenalkan relativisme yang canggih, gagasan bahwa kebenaran, kebaikan, dan semua nilai-nilai lain adalah relatif, bergantung sepenuhnya pada orang atau kelompok yang memegangnya. 

Konsep ini akan menjadi titik perdebatan utama bagi orang-orang Yunani dan selama berabad-abad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun