Memori sensorik kita bertindak sebagai filter, dengan berfokus pada apa yang penting, dan melupakan apa yang tidak perlu. Informasi sensorik menarik perhatian kita, dan dengan demikian berkembang menjadi memori yang berfungsi, hanya jika dipandang relevan, atau akrab.
Model memori kerja yang terdiri dari tiga komponen. Sistem kontrol eksekutif mengawasi semua aktivitas memori yang bekerja, termasuk pemilihan informasi, metode pemrosesan, makna, dan akhirnya memutuskan apakah akan mentransfernya ke memori jangka panjang atau melupakannya.Â
Dua mitra sistem ini adalah loop pendengaran, tempat informasi pendengaran diproses, dan kotak centang visual-spasial, tempat informasi visual diproses. Memori sensorik yang ditransfer ke memori yang berfungsi akan bertahan selama 15-20 detik, dengan kapasitas untuk 5-9 lembar atau potongan informasi.Â
Informasi dipertahankan dalam memori kerja melalui pemeliharaan atau latihan elaboratif. Pemeliharaan mengacu pada pengulangan, sedangkan elaborasi mengacu pada organisasi informasi (seperti chunking atau kronologi).
Pemrosesan yang terjadi dalam memori kerja dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama, individu memiliki berbagai tingkat beban kognitif, atau jumlah upaya mental yang dapat mereka lakukan pada saat tertentu, karena karakteristik individu dan kapasitas intelektual.Â
Kedua, informasi yang telah diulang berkali-kali menjadi otomatis dan karenanya tidak memerlukan banyak sumber daya kognitif (misalnya mengendarai sepeda). Terakhir, sesuai dengan tugas yang dihadapi, individu menggunakan pemrosesan selektif untuk memusatkan perhatian pada informasi yang sangat relevan dan perlu.
Memori jangka panjang mencakup berbagai jenis informasi: deklaratif (semantik dan episodik), prosedural (cara melakukan sesuatu), dan pencitraan (gambar mental).
Berbeda dengan konstruksi memori sebelumnya, memori jangka panjang memiliki ruang tanpa batas. Faktor krusial dari memori jangka panjang adalah seberapa terorganisir informasi itu. Hal ini dipengaruhi oleh pengodean yang tepat (proses elaborasi dalam mentransfer ke memori jangka panjang) dan proses pengambilan (memindai memori untuk informasi dan mentransfer ke memori yang berfungsi sehingga dapat digunakan).Â
Seperti ditekankan dalam karya Bransford, tingkat kesamaan antara cara informasi dikodekan dan cara diakses akan membentuk kualitas proses pengambilan. Secara umum, kami mengingat informasi jauh lebih sedikit daripada yang sebenarnya disimpan di sana.
Daftar Pustaka:
David E. Rumelhart, James L. McClelland., 1987., Parallel Distributed Processing, Volume 1; Explorations in the Microstructure of Cognition: Foundations., The MIT Press