Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa 5 Hari Sebelum Pelantikan Presiden, Calon IKN [Ibu Kota Negara] Terbakar

17 Oktober 2019   01:56 Diperbarui: 17 Oktober 2019   15:03 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Mengapa 5 Hari Sebelum Pelantikan Presiden, Calon IKN [Ibu Kota Negara] Terbakar

Lima hari sebelum pelatikan Presiden sebagimana tulisan metafisik saya 49 hari sejak IKN diumumkan maka ada peristiwa penting terjadi. Dan hari ini hampir semua media cetak dan electronic membahas tentang terbakarnya PPU [Penajam, Pasir Utara] sebagai bagian Calon IKN [Ibu Kota Negara] Terbakar. Saya kutib dari detikNews Rabu 16 Oktober 2019, 21:57 WIB dengan judul "Imbas Rusuh, Warga Penajam Paser Utara Mengungsi. Penajam Paser Utara - Kerusuhan terjadi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Akibatnya, warga sampai harus mengungsi. "Sementara ada di tempat pengungsian," kata Kapolres Penajam Paser Utara AKBP Sabil Umar kepada detikcom, Rabu (16/10/2019). Sabil menyebut saat ini anggota kepolisian masih berjaga di sejumlah lokasi, terutama di sekitar pelabuhan di mana titik kerusuhan awal terjadi. Sabil juga sebelumnya menyampaikan adanya permukiman yang dibakar.

Tidak ada yang kebetulan dalam semua realitas ruang dan waktu apapun yang hadir. Semua hal kemenjadian, atau peristiwa di alam semesta ini bersifat niscaya, dia bergerak berputar berdasarkan hukum alam pasti dan tetap. Tidak ada satu tetes air mata, atau satu tetes keringat kelupaan dicatat dan dihayati lewat tanpa makna. Dunia ini adalah hasil kemenjadian itu ada bersifat siklis, berulang, berreinkarnasi, dan ada dalam tatanan seada-adanya;

Karena alam ini bersifat tetap, ada begitu saja, manusia seakan-akan terlempar dalam kecemasan eksistensial. Kecemasan yang dimaksud adalah kondisi tanpa alasan tetapi memprihatinkan. Dan persis pada kondisi tersebut maka mencoba merumuskan cara memahami dengan apa yang disebut seni memahami. Seni memahami setidaknya memiliki cara pendekatan [a] bersifat mental [jasmani], [b] bersifat jiwa, [c] bersifat mistik; [d] metafora alegorisme. Dengan meminjam 4  cara seni memahami maka tulisan ini memungkinkan cara lain menjawab mengapa 5 Hari Sebelum Pelantikan Presiden, calon IKN [Ibu Kota Negara] terbakar. Ini adalah kondisi alami, dan kehadiran alam metafisik semata-mata;

Saya membayangkan dalam tradisi Indonesia lama atau wayang, misalnya pada metafora  sakit hati, dan pelecehan Hanoman sang panglima perang dengan tulus iklas dalam kehidupannya selama jutaan, atau ribuan tahun lalu hidup adil makmur di lelehurnya.  Kondisi itu adalah pelecehan   muncul ketika 40 atau 50 tahun lalu ada kedatangan besar besaran makluk Hanoman tiruan atau semacam makluk jadi-jadian dari alam negeri yang diketuai atau atas perintah kerajaan Alengka  dengan sang raja Rahwana (Dasamuka).

Tindakan Rahwana (Dasamuka) melalui pengiriman ekspedisi atau kedatangan Hanoman tiruan ini berparas buruk rupa seburuk hati, pikiran jahat,  dan ucapan manis berbisa adalah pengikut atau budak setia terhadap siapapun yang cinta uang harta, dan membohongi rakyat. Tindakan Rahwana (Dasamuka) melalui pengiriman ekspedisi atau kedatangan Hanoman tiruan untuk menguasai memetakan dan menaklukkan tanah air baru, atau jajahan baru.

Tidak cukup hanya disitu tetapi setelah beberapa tahun sang raja Rahwana (Dasamuka)  ingin menguasi daerah kerjaan raja Rama kerajaan kebajikan bernama Ayodhya. Padahal Raja Rama sebenarnya senang menolong, selalu mengalah, polos, dan terkesan bodoh, menghormati para tamu yang ingin hidup bersama-sama.  Hukum adat Raja Rama memberikan tanah, dan airnya kepada para tamu dengan melempar batu sekuat tenaga, panjang kali lebar itulah tanah air gratis diberikan.  

Tetapi dimana-mana kebaikan itu selalu dibalas dengan kejahatan, serakah, dan cinta harta, menjajah, dan menguasi, sehingga membuat Raja Rama kehilangan kesabaran karena sudah berlangsung kira-kira  1.700 tahun lamanya.

Bahkan yang terakhir adalah rencana kepindahan kota Alengka dikomandai oleh  sang raja Rahwana (Dasamuka) ini tercium dalam aroma busuk pencurian tanah penduduk, cara kehidupan, dan pelecahan kebudayaan, makanan, pembakaran hutan, lahan sampai mengadu domba penduduk yang dilakukan secara struktur, masif dan berjamaah oleh begundal  atas nama keadilan berdusta dalam mantra kepindahan  Negara Alengka yang dipimpin tuan Rahwana.

Sehingga akhirnya  21 Agustus 2019 Raja Rama pemilik  kerajaan kebajikan bernama Ayodhya bersemayam di Gunung Lumut memerintahkan para punakawannya, termasuk  Hanoman Asli sebagai penanggung jawab tugas berunding baik-baik, berbagi kuasa bijaksana,  dan jika gagal  akan menghabisi apapun bentuk pelecahan martabat diri mereka tak terkecuali termasuk raja  Alengka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun