Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Metafisik "Pawang Geni" pada Kepemimpinan Presiden

24 September 2019   18:33 Diperbarui: 28 September 2019   17:26 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi air dan api| Sumber: Pixabay/comfreak-51581

Dialektika api sensual dan api non sensual menghasilkan dualitas sintesis apa yang disebut malapetaka. Pawang geni yang baik bisa dan sanggup mencari antitesis, yakni unsur anasir Air. 

Apa itu upaya Pawang geni menghadirkan anasir air.

Ke [1] Sifat air adalah laut lebih kuat dari sungai, tetapi mereka tidak akan kuat tanpa air dari sungai. Namun, untuk menerima air dari sungai, sungai dan laut membungkuk rendah. 

Pemimpin dengan kepemimpinan sifat air melawan geni [Api] seperti sungai dan laut. Mereka memperoleh kekuatan mereka dari orang-orang, dan untuk melakukannya, pemimpin Negara atau Presiden selalu siap untuk membungkuk rendah, tidak keras kepala tidak pongah [Jawa Kuna menyebut Ojo Dumeh].

Ke [2] Metafora sifat air adalah ketika pemimpin yakin telah melakukan apa yang diperlukan atau apa yang bisa, mundurlah dan paham batas air sungai dengan air laut atau disebut pemisahan fungsi dalam tatanan negara. Jangan ikut campur. 

Biarkan orang-orang melakukan pekerjaan mereka dan jangan menikung atau mengambil jalurnya. Sifat air membatasi kepemimpinan yang menggabungkan waktu, ruang, dan hubungan;

 Ke [3] Seperti air adalah ulet tekun dan pasti, maka pemimpin atau kepala negara dapat memperoleh kembali keseimbangan dalam waktu singkat, bahkan selama kekacauan. 

Ada kejernihan pikiran menghasilkan kesederhanaan. Sebagai pemimpin harus dapat memotong suara, membuat keputusan yang jelas, dan stakeholders akan mengikuti.

Apapun api atau geni adalah kawan manusia, atau kawan air supaya terjadi penguapan berubah menjadi awan kemudian turunlah hujan maka sifat utama presiden atau pemimpin Negara bekerja pada sifat kawanan. 

Meskipun demikian kawanan itu benar-benar di bawah kendali Anda, ia mengikuti tanpa mengetahui bahwa Anda ada dalam wujud lainnya. Dan pesis disini Gaya Kepemimpinan Metafisik Jawa Kuna hadir bahwa pemimpin yang "tidak terlihat" memimpin tanpa "memimpin" menjadi wujud nyata demi Indonesia lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun