Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pertama Kalinya dalam Sejarah Dayak Demo di Depan Istana Negara [3]

7 September 2019   00:25 Diperbarui: 7 September 2019   00:27 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi Dayak Borneo ada suatu Ordo Tak Terlihat yang kekal pada intinya, tetapi sebaliknya, sumber dari semua kejelasan, realitas, dan nilai,   kebaikan tertinggi, dari perjuangan manusia; dan itulah tampakkan sisi lain bersifat hipersemiotika kedalaman demo depan istana negara; "Pertanyaan terakhir adalah bagimana phenomenology roh pada Sejarah Dayak Demo di Depan Istana Negara?";

[1] Pada tanggal 28 Agustus 2019 pada weton Rabu  Kliwon sehari sebelum demo, maka semua peserta dari 5 provinsi berkumpul di Taman Mini Indonesia Indah Anjungan Kalimantan Barat. Padahal rencana awal adalah Anjungan Kalimantan Tengah. Demo didepan Istana Negara dilakukan pada tanggal 29 Agustus 2019 atau Kamis dengan berangkat dari Anjungan TMII Kalbar dengan dua Bus. Waktu Demo jam 09.00 sampai jam 15 WIB.

Mengapa pusat persiapan demo Dayak anjungan TMII Kalbar yang di pilih 29 Agustus 2019. Tidak ada yang boleh saya tuliskan, namun saya memberi pola dan konsistensi bahwa 7 hari [seminggu] sejak dilakukan demo didepan Istana Negara, yakni Kamis atau tanggal 05 Septembar 2019; bapak Presiden Berkunjung Ke Kalbar. Dan menggunakan jam kerja yang sama seusai jadwal demo satu minggu sebelumnya. Kemudian pada kunjungan kenegaran tersebut bapak presiden juga menyerahkan dua [2] SK Hutan Adat di Kabupaten Landak Kalbar.

Apakah ini tana kerja alam metafisik pada Rumah Panjang Dayak (Rumah Benteng) dimana ada tujuh [7] burung pertanda di bawah pimpinan Sengalang Burong bernama Tansang Kenyalang (Tempat Tinggal Burung Rangkong), yaitu Ketupong sebagai yang pertama di perintah, Beragai, Pangkas di sebelah kanan ruang keluarga Sengalang Burong sementara Bejampong kedua dalam komando, Embuas,  Kelabu Papau dan Nendak  di sisi kiri. Panggilan dan penerbangan burung pertanda bersama dengan keadaan dan status social budaya dayak.

Namun juga perlu dibatinkan adalah mengapa ada 2 [dua] kali kunjungan kerja ke Kalbar, dua kali juga terjadi mobil Kepresidenan Mogok.  Pertama mogok tanggal 18 Maret 2017 lalu setelah kunjungan kerja di Kabupaten Mempawah Kalbar, dan 05 Septembar 2019 pada satu minggu setelah demo Dayak Borneo di depan Istana.

Pada titik ini sayapun tidak berani menulis, menghindari salah paham, tetapi akal sehat mungkin kurang memadai memahaminya dengan segala paradox. Metafora nilai dibalik layar pada mogoknya dua kali mobil Kepresidenan di Kalbar ini bisa ditafsir dengan validitas tinggi pada filsafat Hegel, phenomenology roh, dan kemudian rerangka filsuf fenomenologis: Husserl, Martin Heidegger , Jean-Paul Sartre , Maurice Merleau-Ponty , Hans George Gadamer dan Jacques Derrida , bisa menjawabnya. 

Kesamaan ruang, dan waktu; pada mogoknya mobil Kepresidenan dua kali di Kalbar, dan pusat persiapan Demo Dayak di Anjungan Kalbar, dan 1 minggu setelah demo Presiden datang ke Kalbar adalah wujud fenomenologi kesadaran-waktu memberikan kontribusi penting pada masalah-masalah filosofis seperti persepsi , ingatan, harapan, imajinasi,  pembiasaan, kesadaran diri, identitas diri dari waktu ke waktu.

Pada 4 kondisi ini adalah modus intensionalitas ini, kesadaran waktu dapat dianggap sebagai yang sentral untuk memahami karakter yang disengaja dan melampaui kesadaran. Dengan demikian alasan mobil tua secara berturut-turut dua kali mogok di Provinsi yang sama  adalah tidak cukup alasan logis, karena  fenomenologi menjadi deskripsi diri terkenal sebagai "ilmu tanpa pressuposisi";

Artinya 4 kondisi adalah  fenomenologi waktu alami bersamaan 4 kondisi ini dianggap sebagai entitas metafisik dan waktu dunia ilmiah yang dianggap sebagai konstruk kuantitatif yang tersedia untuk observasi dan diperlukan untuk perhitungan saling berdialektika. Sedangkan waktu sebagai serangkaian momen sekarang, masa lalu, dan masa depan yang dianggap sebagai "benda,". Wadah untuk "benda," atau menunjuk pada "garis waktu" yang dibayangkan.

Ke [2] Pada tanggal 28 Agustus 2019, sebelum dilakukan demo maka di Anjungan TMI Kalbar dilakukan ritual Adat Kaharingan dengan segala peralatannya, dan menghasilkan beras kuning. Dan beras kuning ini di bawa ke lokasi demo, ditabur disekeliling podium, di atas kepala, dan saling menabur sesama peserta.

Dan secara empiric tidak sampai 1 jam semua beras kuning ini hilang tidak ada bekas apapun, atau terbang dan pergi. Tidak ada satu butir padipun yang tersisa. 12 Kali saya cek dengan mahasiswa saya, dan memang tidak ada satupun tersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun