Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kata dan Istilah "Lahan Kosong" untuk IKN adalah Pelanggaran Etika Dayak

23 Agustus 2019   17:31 Diperbarui: 23 Agustus 2019   17:42 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tema tulisan ini adalah Istilah Lahan Kosong Untuk  Ibu Kota Negara Adalah Pelanggaran Etika Dayak. Kita semua paham ada istilah {"Lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya"} adalah Setiap negeri atau bangsa berlainan adat kebiasaannya. Tetapi Indonesia tetap berbeda-beda namun satu atau Bhinneka Tunggal Ika.

Dokpri
Dokpri

Tulisan ini adalah sebuah diskusi umum public tentang pentingnya para punggawa Negara dan kita semua secara hati-hati dalam mengungkapkan suatu istilah dan bahasa yang bisa mengalami kesalahan pemahaman, kesalahan makna, bahkan bisa menimbulkan kerumitan. Saya minta maaf sebenarnya tulisan ini tidak usah diungkapkan, tetapi saya prihatin jika dengan cara yang tidak tepat, dan tidak baik maka IKN yang diupayakan oleh para punggawa Negara menjadi reinkarnasi keburukan untuk 49 hari lagi [sejak diumumkan 16 Agustus 2019], atau   4,9 tahun lagi, 300 tahun, bahkan 3.000 tahun mendatang atau bahkan di akhir sejarah.

Indonesia ini Negara unik, disamping hukum Negara, dasar Negara, dan hukum positif, maka ada hukum adat, kearifan local, struktur budaya yang berbeda-beda yang tidak bisa dengan mudah menyatakan sesuatu. Maka sikap saling menghormati, toleransi, dan menahan diri dari kita semua menjadi penting demi terciptanya keselarahan dan non konflik.

Hasil riset saya pada filologi Kata,  tentang Etika Dayak bahwa merasa istilah ["Lahan Kosong"] di Pulau Borneo  Untuk  IKN [Ibu Kota Negara] sebuah istilah yang kurang cocok dipakai jika dipandang pada sudut pandang Budaya atau Etika Dayak Kaharingan Borneo. Mengapa kata ["Lahan Kosong"] tidak etis dinyatakan dari mulut dan pikiran punggawa Negara yang menyatakan dirinya paling bijaksana.

Alasan [1] tidak ada dalam tradisi tertua Borneo disebut  ["Lahan Kosong"] atau Hutan tak berpenghuni. Tentu saja sesungguhnya   didalam otak manusia modern ["Lahan Kosong"] disamakan dengan istilah manusia menghuni atau dilihat pada jumlah penduduk. Tetapi itu melanggar etika Dayak Kaharingan. Tidak ada ["Lahan Kosong"] semua ada penghuninya, dan manusia tidak boleh merasa dirinya lebih superior dengan non manusia, seperti hewan, tumbuhan, air, dan tanah. Sekalipun mereka non manusia, tetapi  mereka wajib dihormati dihargai [etika lingkungan modern bisa membela secara rasional].

Alasan [2] istilah ["Lahan Kosong"] adalah kurang bijaksana atau disebut saja melanggar etika Dayak Kaharingan karena bukan seperti itu yang disebut gagasan bertanggungjawab. Umat manusia dalam Dokrin etika dayak tidak lebih unggul dengan non manusia [hewan, tumbuhan, air, dan tanah, batu, dan seterusnya]. Melainkan manusia dengan semua elemen tadi wajib diperlakukan sejajar, seimbang, dan dalam tatanan yang baik.

Alasan [3] istilah ["Lahan Kosong"]  ini menjadi sangat tidak tepat jika ditelusuri dengan hati-hati, pada dokrin Inkarnasi Dayak untuk memahami diri sendiri, antaraa     Keluarga, Masyarakat, dan Alam Semesta; [a] daging manusia diwujudkan dalam inkarnasi wangsa tanah, dan pasir yang kita injak setiap hari; [b] gigi manusia inkarnasi menjadi bebatuan kerikil, atau batu, intan, emas, kekayaan tambang lainnya; [c] kayu, pohon besar, semua jenis tumbuhan adalah inkarnasi pendahulu berasal pada wujud tulang manusia; [d] urat, syaraf, otot, berubah menjadi inkarnasi dalam wujud wangsa rotan, rumput perdu pengikat semua jenisnya; [e] rambut dan semua bulu manusia menjadi inkarnasi wangsa "semua tipe lumut" dan sejenisnya. Maka dengan konsep ke tiga ini ucapan istilah ["Lahan Kosong"] menjadi pelanggaran etika tanah versi Dayak Kaharingan.

Alasan [4] istilah ["Lahan Kosong"]  ini menjadi sangat tidak tepat  sebab bagi Dokrin Dayak Kaharingan ["Apa yang hadir secara permanen tetapi laten atau tidak sadar dalam sejarah dunia adalah "Roh" atau "Mutlak"]. Dan mohon maaf mungkin kesalahan ini terjadi karena tidak paham, dan kurang mau belajar pada istilah Lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya.  Dayak punya nilai apa yang disebu dalam etika Keunikan Prinsip Dayak ["Menghuni Dulu Baru Membangun"]; maka semua Tiang Ulin di Bangun dulu baru menghuni. Artinya ["Lahan Kosong"]   itu memiliki penghuni dan mengatur dengan caranya sendiri. Jika mau fakta, boleh saja silakan tidur dihutan lebat atau ["Lahan Kosong"] , maka antara jam 23.30 sampai jam 03.00 pagi  silakan jika tidak percaya, saya bisa cari lokasinya. Maka akan ditemukan kegiatan non manusia seperti apa yang disebut ["Lahan Kosong"]. Maka kata ini menjadi salah jika dipahami dengan logika modern atau hanya memanfaatkan egosime manusia semata-mata. Disini harus dipahamu ada Korelasi Manusia Dengan Alam [Buana Alit, vs Buana Agung atau Jagat Kecil dengan Jagat Besar]  disebut Kemanunggalan Manusia Dengan Alam Pada Metafisik pada 5 Provinsi di Borneo.

Alasan ke [5] Etika Dayak, dan Peranan Wadian: Mengantarkan Kebenaran Jiwa Manusia ["amirue pangkeng"] adalah rohnya tersesat di pohon, atau tempat lainnya menjadi ["bajat, adiau, allah jumpun haket] diterjemah menjadi kuntilanak, dedemit, makluk jadian, wewe gombel, setan, jin, bajat, atau sejenisnya yang menyeramkan. Jika hidupnya baik, sesuai nomoi hukum adat, baik perilakunya, tidak berbuat jahat curang, maka roh {Geist] akan kembali kekampung Datu Tunyung [Semacam Sorga] wujud amal kebaikan yang ada berkumpul dalam metafora "Gunung Lumut".  Maka kata ["Lahan Kosong"] adalah ucapan menghina dunia lain non manusia sebagai adat dan kebudayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun