Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kajian Literatur "Budaya Organisasi"

12 Desember 2018   21:01 Diperbarui: 12 Desember 2018   21:08 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kajian Literatur: "Budaya Organisasi"

Untuk menghasilkan pengetahuan yang baik maka diperlukan banyak aspek, misalnya berpikir secara deduksi induksi, atau kemudian menggunakan premis major (grand theory), premis minor (middle range theory), dan hipotesis (sebagai aplikasi teori).

Berikut ini adalah cara mencari ilmu dengan menggunakan Budaya Organisasi, sebagai variable dalam riset, yang belum kongkrit (abstark) diubah menjadi operasionalisasi variable. Contoh ini cara (episteme) menghasilkan kajian pustaka untuk menghasilkan pengertian akhir (re theori, atau redefinsi).

Richard L. Daft (2011: 378), menyatakan: "Culture, the set of the key values, assumptions, understandings, and norms that is shared by members of an organization and taught to new members as correct." (Artinya: Budaya, set kunci nilai-nilai, asumsi, pemahaman, dan norma-norma yang dianut oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru sebagai kebenaran.)

Budaya secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta Bodhya yang berarti akal budi, dan memiliki sinonim kultur. Kultur berasal dari bahasa Latin Colere dengan kata dasar "Calo" berarti mengolah ladang, dan memelihara ternak. Budaya secara terminologis adalah hasil dari budi, daya, cipta, karya, karsa, pikiran, dan adat istiadat manusia yang secara sadar, atau tidak dapat diterima sebagai perilaku yang beradab.

Organisasi secara etimologi merupakan tubuh, atau alat tubuh, aturan, susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu dengan dasar ideologi yang sama. Organisasi secara terminologi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang dapat diidentifikasikan, dan bekerja sesuai dasar yang berkesinambungan untuk mencapai tujuan bersama.

Hubungan etimologi, dan terminologi dari budaya, dan kegiatan bercocok tanam dapat diinterpretasikan sebagai "aksi mendukung terjadinya pertumbuhan."

Budaya bukan sekadar pertumbuhan, tetapi seluruh tindakan manusia seperti naluri, refleks, tindakan akibat proses fisiologis, atau kelakuan diluar norma masyarakat. Tindakan manusia yang fundamental merupakan kemampuan naluriah seperti makan, minum, atau berjalan dengan kedua kaki.

Keith Davis (2002: 91), berpendapat: "Organizational culture is the set of assumptions, beliefs, values, and norms that are shared by an organizations members." (Artinya: Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi, keyakinan, nilai-nilai, dan norma-norma yang dibagi oleh anggota organisasi.) Sependapat dengan Davis, Robbins (2013: 546) mengartikan: "Organizational culture refers to a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization from other organizations." (Artinya: Budaya organisasi mengacu pada suatu sistem makna bersama yang diyakini oleh anggotanya yang membedakan organisasi dari organisasi lain.)

Buchanan (2001: 624), berpendapat:  "Organization culture is the collection of relatively uniform and enduring values, beliefs, customs, traditions and practices that are shared by an organizations members, learned by new recruits, and transmitted from one generation of employees to the next." (Budaya organisasi adalah koleksi yang relatif seragam dan nilai-nilai abadi, keyakinan, adat istiadat, tradisi dan praktik yang dibagi oleh anggota organisasi, dipelajari oleh anggota baru, dan ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.)

Edgar H. Schein (1928), perintis teori budaya organisasi dalam Bucahanan (2001: 626), menyatakan: "Organization culture is the pattern of basic assumptions which a group has invented, discovered on developed in learning to cope with its problems of external adaptation and integration, which have worked well enough to be considered valid, and therefore to be taught to new members as the correct way to perceive, think and feel in relation to those problems." (Artinya: Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar kelompok yang telah ditemukan, di dikembangkan pada pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi, yang telah bekerja cukup baik untuk dianggap sah, dan karena itu harus diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, berpikir dan pemberi solusi pada masalah organisasi.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun