Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

The Republic: Platon [33]

14 November 2018   15:42 Diperbarui: 14 November 2018   15:44 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Republic| Platon [33]

Pemahaman pada tafsir  pada tulisan ke (33) pada buku 9 pada indeks Stephanus "teks {" Buku IX, 571a-580a "} The Republic Platon.

Selama hidupnya, Platon hanya pernah melihat dan membatikan kehidupan praktik kaum tiran yang didorong oleh nafsu dan keserakahan. Apakah diagnosisnya tentang jiwa tirani akan sama jika   hidup untuk melihat rezim totaliter abad ke20 dan era sekarang ini. Potret tirannya adalah analisis yang brilian dan cerdik dari era  Yunani Kuna, tetapi tampaknya kurang berhasil dalam menangkap jiwa seorang Hitler, seorang Stalin, atau seorang Pol Pot.

Apakah orang orang ini benar benar didorong oleh selera mereka, atau apakah mereka digerakkan oleh alasan    salah; Platon tidak pernah mempertimbangkan kemungkinan  nalar itu sendiri dapat membawa menuju kejahatan pada umat manusia, dan mungkin  sama posisinyan dalam menghadapi sejarah baru baru ini dibelahan dunia dalam praktik manusia sebagai individu atau tindakannya sebagai leadership.

Platon mungkin berpendapat  bahkan dalam kasus tiran ini, kekuatan pendorong yang sebenarnya adalah keserakahan untuk uang, dan kekuasaan, harga diri, dan alasan itu, meskipun memainkan bagian luar biasa dalam perbuatan mereka, hanyalah alasan instrumental, melayani akhir dari mimpi buruk (atau kebangkitan mimpi menjadi fakta), tanpa hukum nafsu dikendalikan oleh Matahari kebaikan (ide sang baik). Platon mungkin bisa membuat kasus yang masuk akal untuk klaim ini, menunjuk pada kehormatan tinggi dan kekayaan kemegahan yang dicapai orang orang ini. 

Namun sulit untuk sepenuhnya menghilangkan kecurigaan  kekuatan motivasi nyata di belakang motivasinya setidaknya beberapa rezim ini adalah ide yang buruk dan melampiaskan nafsu yang tak terpuaskan. Sekalipun argumentasi semacam ini tetap memiliki paradoks, dan ketidakjelasan secara pasti kecuali dipahami melalui "Paidea" model Platon.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun