Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Descartes: Meditation [7]

23 Oktober 2018   14:53 Diperbarui: 23 Oktober 2018   15:54 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meditations on First Philosophy (7)

Meditations on First Philosophy (7)

Tulisan ini adalah disadur pada buku teks pdf dengan judul "Meditations on First Philosophy", oleh  Rene Descartes, diterjemah oleh Veitch (1901). 

Buku Meditations on First Philosophy, terbagi dalam enam [6] tipe meditasi atau proses pembatinan kesadaran dalam filsafat Cartesian. Pada tulisan ke [7] ini akan dibahas interpretasi dan tafsir pada  Meditasi   Kedua, Bagian II tentang : ['Argumen Lilin"] atau {"The Wax Argument"].

Paragraf pertama ringkasan teks mencakup paragraf kesembilan pada Meditasi Kedua. Kita dapat mengidentifikasi momen ini sebagai penemuan pikiran modern. Konsepsi pemikiran Aristotelian memisahkan inteleksi dan pemahaman sebagai atribut pada jiwa yang bertahan hidup pada kematian. Merasakan, membayangkan, berkeinginan.

Menurut  Aristotle semua melekat pada dunia persepsi kesan persepsi kesan indrawi dan karenanya berbeda. Dalam konsepsi Cartesian tentang pikiran, ada perbedaan  tajam antara pikiran dan dunia, di mana semua kegiatan seperti merasakan dan membayangkan dapat terjadi dalam mimpi atau dalam pikiran tanpa tubuh dianggap kegiatan mental, dan hanya ada dalam pikiran. Hal-hal di dunia seperti sepeda, pohon pisang, mangga, cempedak, atau gelombang cahaya benar-benar terpisah pada hal-hal di dalam pikiran, dan itu menjadi perhatian utama bagi filsafat modern untuk menentukan bagaimana keduanya terhubung.

Misalnya, tampaknya ada hubungan antara sensasi visual dan objek di dunia yang saya lihat, tetapi karena sensasi visual adalah bagian pada pikiran dan objek yang saya lihat adalah bagian pada dunia, maka sangat sulit untuk tentukan apa koneksi itu. Gambaran pikiran ini mungkin tampak intuitif, tetapi dan teori pikiran muncul padanya berasal pada Descartes. Baru pada abad kedua puluh ada filsuf seperti Wittgenstein, William James, dan Austin yang mempertanyakan perbedaan tajam Descartes antara pikiran dan dunia.

Pada Meditasi Kedua berkonsentrasi pada : ['Argumen Lilin"] atau {"The Wax Argument"], Descartes berharap untuk menunjukkan secara definitif kita mengetahui hal-hal melalui kecerdasan pmelalui indera dan mengetahui pikiran lebih baik pada yang lain. Argumennya berfokus pada ["proses perubahan"] di mana lilin padat meleleh menjadi genangan cairan. Persepsi kesan persepsi kesan indrawi tampaknya memberi tahu kita hal-hal tentang dunia. Descartes mengakui apa yang diketahui tentang sepotong lilin padat dapat  ketahui melalui persepsi kesan persepsi kesan indrawi. 

Indera-indera dapat memberi tahu tentang lilin yang meleleh, tetapi mereka tidak dapat memberi tahu lilin yang mencair dan lilin padat adalah satu dan sama. Descartes berpendapat  hanya intelek dapat mengatur dan memahami apa yang dirasakan. Persepsi kesan persepsi kesan indrawi hanya merasakan informasi yang terputus: maka kemapuan intelek inilah yang membantu untuk memahaminya.

Argumen ini adalah langkah lain melawan teori pengetahuan Aristotle, dimana semua pengetahuan berasal pada persepsi kesan indrawi. Descartes mengakui indera memberi tahu kita tentang dunia, tetapi menegaskan indera hanya dapat memberi informasi yang tidak terorganisir. Tanpa kecerdasan, tidak bisa memahami apa yang di rasakan. Descartes dengan demikian menempatkan dirinya dengan kuat di kubu rasionalis, dibandingkan dengan empirisme seperti Aristotle atau Locke g berdebat untuk teori pengetahuan berbasis fakultas akal budi.

Langkah selanjutnya Descartes  lebih dipertanyakan bahwa "Saya" tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang "saya" rasakan adalah nyata (seperti keraguan pada Meditasi Pertama), tetapi persepsi sensorik itu, sebagai bentuk pemikiran, menegaskan "Aku" ada ("Saya" menjadi pikiran) atau tema "Cogito Ergo Sum". Setiap kali "Aku" merasa "Aku" sedang berpikir, dan dalam berpikir "Aku" memberlakukan cogito. 

Setiap persepsi menegaskan keberadaan pikiran "saya" dan memberikan bukti yang dapat diterima untuk keberadaan dunia. Jadi, Descartes menyimpulkan, pikiran lebih dikenal pada tubuh atau Mind lebih tinggi statusnya dibanding Body atau Rohani lebih penting dibandingkan Jasmani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun