Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Summa Theologica: Aquinas [3]

19 Oktober 2018   10:59 Diperbarui: 19 Oktober 2018   10:59 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Summa Theologica :Aquinas [3]

Pada tulisan ke (3) ini adalah  membahas dua topic yakni: (a) Cara "Membuktikan  Keberadaan Tuhan"; (b) Alam dan Batas Pengetahuan Manusia. Dengan dua bahasan ini maka  bagi manusia agar dapat mempertanggjungwabkan secara rasional tentang iman dan kepercayaannya.

Keberadaan Tuhan adalah fondasi  diperlukan setiap teologi. Sebelum membahas topik lain, Aquinas perlu menetapkan fakta penting  Tuhan ada, karena, tanpa kepastian keberadaan Tuhan, kesimpulan Summa akan diragukan atau bahkan sia-sia.

Untuk tujuan ini, Aquinas mengajukan lima argumen dimaksudkan untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Argumen 1, 2, dan 5 didasarkan pada pengamatan dunia alam, sedangkan Argumen 3 dan 4 didasarkan pada spekulasi rasional.

Dalam Argumen 1, 2, 4, dan 5, Aquinas menyimpulkan hanya keberadaan Allah dapat memberikan penjelasan  cukup untuk pertanyaan  diajukan. Dalam Argumen 3, Aquinas menyimpulkan Tuhan harus ada demi dirinya sendiri. Dengan demikian, Argumen 1, 2, 4, dan 5 menyimpulkan  Tuhan ada karena dunia membutuhkan dia sebagai penjelasan, dan Argumen 3 menyimpulkan  Tuhan tidak mungkin ada.

Argumen (I), mempertimbangkan dan berupaya mempertanggungjawabkan adanya perubahan di dunia. Aquinas menarik argumennya pada fisika Aristotle, dikenal sebagai "filsafat alam" di zaman Aquinas dan mempelajari gerakan dan perubahan dalam dunia fisik.

Sama seperti segala sesuatu ada di dunia dihasilkan oleh sesuatu sebelumnya, demikian pula gerakan harus dilewatkan pada satu objek ke objek lainnya. Dengan menerapkan prinsip ini dengan kaku, manusia menemukan diri manusia dihadapkan dengan serangkaian regresi tak terbatas dan dengan demikian membutuhkan penggerak pertama tidak tergoyahkan untuk mengatur seluruh seri menjadi bergerak.

Aquinas mengatakan  seri regresi  tak terbatas tidak mungkin, dan kemustahilan pada seri semacam itu, Aquinas menyimpulkan  penggerak pertama  tidak bergerak hanya bisa menjadi Tuhan.

Argumen (II) menandai transisi pada argumentasi berdasarkan fisika ke argumentasi berdasarkan metafisika dan menganggap keberadaan dunia secara keseluruhan. Dalam argumen ini, Aquinas bergantung pada "prinsip sebab-akibat  efisien," sebuah asumsi kardinal fisika  menyatakan  setiap efek harus memiliki penyebab.

Aquinas beralasan dengan analogi itu, sama seperti tidak ada objek di dunia muncul pada ketiadaan atau dengan sendirinya tetapi setiap objek disebabkan, demikian dunia harus secara keseluruhan menjadi ada melalui suatu penyebab, yaitu, melalui Tuhan.

Argumen (III),  membawa premis Argument 2 ke dalam ranah metafisika dan spekulasi rasional tentang menjadi dirinya sendiri. Aquinas pertama-tama mendefinisikan makhluk-makhluk  mungkin sebagai makhluk  bisa ada atau tidak ada, dengan demikian menyiratkan  makhluk-makhluk  diperlukan adalah mereka  harus, dan memang demikian, ada. Semua benda di dunia adalah makhluk  mungkin dan dengan demikian dapat ada atau tidak ada.

Aquinas beralasan, karena objek-objek ini dapat, pada prinsipnya, ada atau tidak ada kapan saja, maka mereka pada kenyataannya tidak ada pada suatu waktu. Namun, Aquinas melanjutkan, jika mereka tidak ada pada suatu waktu, maka manusia kehilangan untuk menjelaskan keberadaan dunia  nyata sekarang, karena semua  ada membutuhkan penyebab keberadaannya. Aquinas menyimpulkan  harus ada makhluk  benar-benar diperlukan, yaitu,  (1) harus selalu ada dan (2) dengan demikian berutang keberadaannya tidak ada makhluk lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun