Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Uang Simmel dan Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

12 September 2018   10:57 Diperbarui: 12 September 2018   16:08 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat Uang Georg Simmel (1858-1918), dan Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Ke (1) Tulisan ini adalah hasil implikasi hasil disertasi saya pada  Masterpiece, magnum opus kajian Filsafat akuntansi, pendekatan  agency theory bahwa relasi "Agency Theory" model Jensen, dan Mackling 1976. 

Factor produksi tanah, mesin, assets, bunga, laba, dividen, royalty, sewa adalah unsur menguasi (principles) atau Tuan atau Unsur elite bourjuis menguasi (principles),  dan sementara yang di kuasi adalah gaji kompensasi sebagai wujud "agent" atau budak, lihat pemikiran Hegel, Marx, dan Feurbach. 

Maka elite bourjuis kepemilikan modal unsur menguasi (principles) memiliki surplus value, atau surplus lebih dipakai dalam strategi para actor atau pelakuknya, Kata kunci menguasi (principles) uang. 

Siapa menguasai dan siapa dikuasi atau tindakan saling mengalienasi (Teori Alienasi). Baik pada model mikroekonomi (perusahaan), dan makroekonomi (negara) berlaku hal yang sama. Menguasai, dan dikuasai bersifat saling paradoks dalam tatanan relasi.

Ke (2) penelitian saya dengan judul Penelitian Fenomenologi: Rehabilitasi Temuan Filsafat Uang: Platon, Aristotle, Kant, Bergson, Weber, Simmel, Haidegger, Lefebvre, Homans, Lacan, Pada Pusat Sumberdaya Ekonomi Magelang  Jawa Tengah.

Kata kunci adalah Rehabilitasi Temuan Filsafat Uang, apa yang dikatakan oleh Pierre Felix Bourdieu membahas ["konsep capital, habitus, dan kekuasan"]. 

Uang akhirnya dikuasai oleh Unsur elite bourjuis menguasi (principles) ini terakumulasi melalui mekanisme pasar dan sistem pasar bebas, kemudian bisa diwariskan kepemilikan ini dalam keluarga, dirawat dipelihara sampai akhirnya mempengaruhi pola konsumsi, gaya hidup, praktik ritual, sampai pola dan cara beragama, kepemilikan partai, kepemilikan kesultanan, kepemilikan kepala suku, kepemilikan budaya, bahkan kematian. Hal yang sama juga dipahami pada sisi makro ekonomi (negara). Adanya kesenjangan antara konsep ["konsep capital, habitus, dan kekuasan"] terakumulasi, dan inilah penyebab memungkinkan rupiah Indonesia terus melemah.

"Pertanyaannya adalah pendasaran episteme bahkan ontologis  apa sehingga dan Pelemahan Nilai Tukar Rupiah terus akan terjadi menjadi masalah nasional NKRI tak pernah berujung tak pernah putus menjadi masalah kita semua". Pada tulisan ini saya membahas dalam tulisan berturut-turut penyebab tersebut dan bagaimana mengatasinya;

Ke (1) persoalan penataan logika menjadi pemimpin dalam artian universal, bahwa  dalil-daili ayat Konstitusi atau keutamaan "Logistikon" atau Argumentasi Logika "akal budi yang tegak". 

Platon mewariskan dalam ide Repblic bahwa yang menjadi pemimpin adalah Alat Ukurnya adalah Kemampuan Isi Logika Otak Berpikir Cerdas; bukan Dalil Lain. Dengan dalil ini maka dipastikan nilai rupiah menguat. Atau surplus akal sehat sama dengan surplus nilai rupiah, deficit akak sehat akan melemah nilai rupiah.  

Melemahnya rupiah adalah isi dalil bernegara sama dengan  Mayoritas Bodoh dan Meskin adalah atau saya sebut Malapetaka negara. Dan ini adalah tanggungjawab bersama-sama warga negara Indonesia dan pertama-tama tentu saja para punggawa negara, bahwa Konstitusi atau Undang-undang Dasar (bahasa Latin: constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara (etika public atau res publica atau the Republic Platon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun