Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bourdieu: Habitus dan Kapital [4]

15 Juli 2018   15:43 Diperbarui: 15 Juli 2018   16:38 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemikiran Pierre Felix Bourdieu saya pakai dalam mengerjakan tugas riset bidang teori akuntansi untuk menjelaskan fenomena agency theory, dikaitkan dengan konflik manajemen (pengelola), dan principles (pemilik) serta fungsi auditing untuk mengawasi penyimpangan tindakan manajemen agar memaksimalkan kepentingan pemilik modal. 

Pierre Felix Bourdieu saya pinjam untuk menjelaskan keterangan bahwa semua unsur asset, utang, modal, pendapatan, beban, laba rugi, arus kas adalah bahasa atau simbolik bahasa yang menunjukkan kemenangan arena perjuangan kelas masyarakat (champ) atau merawat, merencanakan, dan melaksankan dominasi elite bourjuis kepemilikan modal unsur menguasi (principles) memiliki surplus value.

Hasil penelitian saya sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Pierre Felix Bourdieu sesuai pada jurnal riset yang menjadi daftar pustaka tulisan pada kompasiana ini. Bahwa kata kehendak untuk menguasi (principles) dan memilki uang seperti dalam filsafat uang Georg Simmel lebih mudah mengatasi jarak, dan mudah dikonversi menjadi apapun, adalah investasi nilai (habitus) dalam keluarga menjadi sangat penting, pendidikan untuk menunjukkan kemenangan arena perjuangan kelas masyarakat (champ) atau pewarisan kekayan antar generasi. 

Kondisi ini sangat nyata dan nampak pada system perusahaan (bisnis) di Indonesia dengan melihat daftar manusia-manusia paling kaya di Indonesia dalam berbagai publikasi majalah dan Koran. Kata kuncinya adalah keluarga sebagai medan perjungan elite bourjuis kepemilikan modal, dan didominasi gender laki-laki sebagai dasar logika tubuh (body). Keberhasilan keluarga pada pembentukan elite bourjuis kepemilikan modal akan memperlihatkan daya tahan (survive Darwinisme atau "going concern") untuk menghasilkan tiga output sekaligus yakni keberhasilan material ekonomi, keberhasilan martabat sosial, dan keberhasilan tatanan simbolik. Reproduksi nalar (rasio instrumental Weber) melalui pendidikan tidak mungkin dilepaskan untuk menentukan keberhasilan elite bourjuis kepemilikan modal.

Jika dikembangkan pemikiran lebih jauh, maka dampak strategi perjuangan kelas masyarakat (champ) akan menentukan bentuk ["selera"] dalam masyarakat. Bentuk ["selera"] ditentukan oleh pendapatan (kekayaan), sebagai wujud representasi . Bentuk ["selera"] adalah wujud actual penempatan diri didalam kekuasan dominasi atau karakteristik identitas kekuasaannya. 

Bentuk ["selera"] menciptakan pola konsumsi, produksi dalam dunia hiburan, pendidikan, tempat tinggal, makanan minuman, music, kesenian, rokok cerutu, hape, mobil, bentuk pakaian seragam sekolah, tas, kamar tidur, kamar mandi, wajib diorganisir sesuai status social nya. Representasi kelompok social ini menciptakan perbedaan atau ketidaksetaraan sesuai kepemilikan sosialnya. 

Bahkan dalam bidang estetika atau seni juga wujud ketidaksetaraan sesuai kepemilikan social. Itu lah habitus dunia akal sehat kelompok masyarakat, sebagaimana mestinya terus mendorong pola konsumsi wujud jalinan social kelas elite menguasi (principles) memiliki surplus value. Nilai ini akan mempengaruhi cara berkesenian, sampai cara berdoa dan ucapan syukur. 

Artinya kerja keras, tekun, terpelajar, tidak pernah menyerah, dan kehendak baik akan menghasilkan prestasi terbaik dan paling baik wujud panggilan hidup manusia yang utuh lengkap. Maka dibalik keberhasilan material ekonomi, keberhasilan martabat social, dan keberhasilan tatanan simbolik adalah berlaku model memesis atau peniruan realitas yang ada.

Untuk mereka yang kurang beruntung meskin bisa memperoleh kesempatan itu dengan modal kesetaraan dalam bentuk "modal budaya". Tentu saja harus melakukan mereformasi mind (gesit) mental pada ethos, pathos, dan logos sesuai dokrin Aristotle.

Daftar Pustaka: Dan O'Hara., Capitalism and Culture: Bourdieu's Field Theory., Vol. 45, No. 1, Chaos/Control: Complexity (2000), pp. 43-53

Forms of Capital, Pierre Bourdieu (from Handbook of theory and research for the sociology of education, ed. by J.G. Richardson)

Pilar Mendoza, Aaron M Kuntz, Joseph B Berger., 2016., Bourdieu and Academic Capitalism: Faculty "Habitus" in Materials Science and Engineering

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun