Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bourdieu: Habitus, dan Kapital [3]

15 Juli 2018   14:37 Diperbarui: 15 Juli 2018   14:47 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bourdieu: Habitus, dan Kapitalisme

Pemikiran Pierre Felix Bourdieu saya pakai dalam mengerjakan tugas riset bidang teori akuntansi untuk menjelaskan fenomena agency theory, dikaitkan dengan konflik manajemen (pengelola), dan principles (pemilik) serta fungsi auditing untuk mengawasi penyimpangan tindakan manajemen agar memaksimalkan kepentingan pemilik modal. 

Pierre Felix Bourdieu saya pinjam untuk menjelaskan keterangan bahwa semua unsur asset, utang, modal, pendapatan, beban, laba rugi, arus kas adalah bahasa atau simbolik bahasa yang menunjukkan kemenangan arena perjuangan kelas masyarakat (champ) atau merawat, merencanakan, dan melaksankan dominasi elite bourjuis kepemilikan modal unsur menguasi (principles) memiliki surplus value.

Pierre Felix Bourdieu membahas konsep capital, habitus, dan kekuasan. Dalam relasi hubungan dan struktur masyarakat pada umumnya ada dikotomi [menguasai] dan [dikuasi] atau relasi hubungan subjek objek pada pengorganisasi masyarakat. Atau relasi "Agency Theory" model Jensen, dan Mackling 1976. Faktor produksi tanah, mesin, assets, bunga, laba, dividen, royalty, sewa adalah unsur menguasi (principles) dan sementara yang di kuasi adalah gaji kompensasi sebagai wujud "agent".

Pierre Felix Bourdieu menolak (a) gagasan Marx tentang elite bourjuis menguasi (principles) atau pertentangan perjuangan kelas, (b) gagasan Weberian tentang strata social kekayaan. Pierre Felix Bourdieu membuat sistesa baru teori arena perjuangan kelas masyarakat (champ). Maksudnya jika saya meminjam teori Gadamer tentang medan atau arena permainan pada perjuangan kelas masyarakat (champ) maka diperlukkan kompetensi memahami seluk beluk aturan kebisaan (habitus) dalam pertarungan tersebut. Jika tidak maka medan (arena) perjuangan kelas masyarakat (champ) pemain akan masuk atau terlempar dalam permainan tersebut. Jika ingin menaikkan kelas maka diperlukan strategi (ilmu berperang) untuk memenangkan perjuangan kelas masyarakat (champ). 

Tentu saja dapat dimetaforakan seperti jaringan laba-laba ada struktur jaringan syaraf atau jejaring system kapital, habitus, demi kekuasan tersebut. Peraih hadiah nobel John F Nash menyebutnya sebagai "game theory". 

Namun pada sisi lain ada unsur pemaksaan menempatkan posisi, dan tugas sekaligus pilihan yang tidak bebas. Maka pertarungan ditentukan [aturan main] kepada elite bourjuis kepemilikan modal unsur menguasi (principles) memiliki surplus value, sekaligus memungkinkan pergeseran akumulasi bentuk kapital dan perubahan struktur dominasi. Tentu saja ada transaksi ekonomi, transaksi habitus, transaksi nilai, dan transaksi social terselubung dan terbuka dipraktikkan dalam medan (arena) perjuangan kelas masyarakat (champ). 

Posisi subjek-objek (menguasi-dikuasi) tergantung pada kecukupan, dan besarnya modalitas yang dimiliki sebagai sarana sekaligus tujuannya. Strategi bisanya di analisis dengan model SWOT (kekuatan, kelemahan atau sisi internal), dengan (kesemapatan, ancaman atau sisi eksternal) akan menentukan tingkat keputusan yang dilakukan, apakah ekspansi, bertahan, kolaborasi, atau penciutan dan seterusnya. 

Maka peperangan (persaingan) tidak dapat dielakkan lagi, atau Thomas Hobbes menyatakan "perang semua melawan semua" atau terciptanya konflik pada kedudukan posisi, dan kelembangaan entitas. Maka hasilnya karya intelektual, seni, budaya, produk, buruh, politik, pendidikan, bahasa, adalah bentuk hasil dominasi eliminasi dalam system kapital dan habitus. 

Pada kondisi inilah terjadilah siklus tesis anti tesi, sintesis dalam upaya produksi, reproduksi kapital medan (arena) perjuangan kelas masyarakat (champ) berlangsung dan akan membentuk sejarah untuk memperbaiki dan mempertahankan perjungan social (atau Darwinisme Sosial).

Semua hal harus dipersiapkan dengan matang baik, dan bijaksana terseleksi dengan baik. Pada sisi apa yang disebut dalam teori ekonomi dan manajemen keuangan sebagai strategi investasi. Hasil penelitian saya pada mahasiswa kaya di Indonesia menunjukkan habitus ini dalam apa yang saya sebut paling primordial sebagai investasi nilai-nilai keluarga [atau kata ekonomi berasal dari aturan rumah tangga]. 

Investasi nilai-nilai keluarga ada tiga unsur Pierre Felix Bourdieu sebut sebagai investasi biologis, strategi pewarisan, dan strategi pendidikan. Misalnya mengontrol jumlah anak dan mutu anak untuk memudahkan stabilitas perpindahan harta benda, dan upaya penambahan modal agar ada keabadian (going concern) dan akhirnya menghasilkan kewibawaan nilai-nilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun