Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Money

Transliterasi Filsafat Platon untuk Epistimologi Auditing*)

23 Januari 2018   10:16 Diperbarui: 28 Juni 2023   20:30 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Apollo UMB Jkt

TRANSLITERASI FILSAFAT PLATON UNTUK ILMU AUDITING PENELITIAN ETNOGRAFI DAN GENEALOGI AUDITOR  DI JAKARTA**)

Penelitian ini menghasilkan "narasi akademik"  sebagai kritik keprihatinan umat manusia  terutama kepada penguasa regulasi (absurd), praktisi,  dan penguasa pendidik di bidang akuntansi, dan auditing (absurd), yang merasa ilmunya paling rigor,  dan memonopoli kebenaran, mengatur  kebenaran, bahkan memperdagangkan kebenaran (=merasa diri paling benar), dan memvonis pihak lain yang berbeda dianggap illegal, irasional, pinggiran, dan bodoh. Regulasi bidang akuntansi audit seolah-olah ilmu akuntansi dan auditing mengalami "paradoks, dan saling mengalienasi". Tiap waktu melakukan perubahan  mendadak, dan cepat tanpa pendasaran logika terukur pada tatanan yang memadai, dan dampaknya (aksiologi ilmu) luar bisa akan membuat ketidakpastian (risk) sebagai hasil ilmu bagi informasi yang tidak relevan, reliable. Mungkin saja pihak  Otoritas berpandangan audit hanya sebagai ilmu praktis. Faktanya dengan 1 menit kita cari di google, sampai sulit menghitung  banyaknya “Fraud  (kejahatan atau kecurangan) bidang ilmu ini ada seada-ada seadanya kasus merugikan “stakeholdes”.  Tetapi ilmu semacam ini (pihak  Otoritas) banyak problem dan  “pasti” tidak mampu mencapai aspek rasional jiwa  kepada “Agathon”/“Arête” (kebaikan) atau Arête Virtue atau (excellence or virtue) ...( lihat pada 'Nomoi'. III 70le. 39 Plato, 'Nomoi', VI 756e. 40) .  Dengan menggunakan buku "The Republic"  maka tafsir hermeneutiknya  adalah  Auditor dalam “The Tripartite Soul  Platon” pekerjaannya hanya ditundukkan pada  tuntutan-tuntutan tubuh  dalam  aspek irasional jiwanya  (terutama epithumia dan thumos); dan bukan dipimpin oleh rasional jiwa logistikon (Arête atau keutamaan).  Atau auditor tidak bisa menuntun dan mengendalikan ilmu pada  metafora Platon’s:   "Phaedrus World of  Idea” dan "The Allegory of the Cave"Meskipun Platon tidak mengenal teori penciptaan, tetapi  Platon menyatakan  “Umat manusia (=”auditor, auditee”) tidak pernah melakukan kejahatan atau kesalahan”, karena segala yang ada di dunia ini muncul “atas nama Kebaikan”.  Jika ada kejahatan itu diakibatkan "ketidaktahuan"  jiwa rasional tidak sampai pada tahap-tahap mengkontemplasikan jiwa rasional idea  (Phaedrus" World of  Idea) untuk berubah menaik, dan  (2) tidak punya akses apa pun untuk memahami dunia ideal itu. Maka pada pernyataan ini ilmu audit  mengalami alienasi dan eliminasi. Sekali lagi,  setidak-tidaknya ilmu akuntansi dan audit selama ini maksimal hanya berfungsi  pada level  motivasi metafora "The Ring of  Gyges" dalam narasi Platon. Auditing dan akuntansi hasilnya keberhasilan bidang retorika kata-kata, tetapi kegagalan pengetahuan bidang "Analogy of the Divied Line". Pada penelitian ini saya tidak menemukan struktur ilmu  ("Magisterium") yang utuh  dalam bidang audit. Ilmu audit (standar audit) belum ada,  dan tidak mampu menjawab konsep pemikiran Platon pada Pengetahuan ("World of  auditing idea");   bersifat progress melalui (1) Pengetahuan Visible World  (Doxa)  meliputi Eikasia  (konyektur)Pistis (kepercayaan); menuju ke (2) Pengetahuan Intelligible World (Episteme Knowledge):  meliputi Dianoia  (rasio diskursif analitis), Noesis (rasio intuitif).  Sekali lagi saya tidak menemukan  ("Magisterium") pengetahuan ("World of  auditing idea") pada regulasi, pendidikan, praktik, dan standar audit di Indonesia.  Pada level Proses Visible World  (Doxa)  saja masih paradoks (kalau tidak disebut belum mampu), auditor, regulasi, dan pendidik  tidak mampu mengajarkan sesuai kompetetensi ini secara final.   Maka hasilnya auditing ("tidak mampu") menata dunia indrawi dengan (="mengkontemplasikan Visible World")  kemudian menentukan kritera audit seperti: Being, Rest, Motion, Same, and Difference  (Ada, Diam, Gerak, Sama, dan Beda) tidak mampu dan gagal.  Padahal pada  tatatan ilmu social, mesti disadari sungguh-sungguh isi  pemikiran filsafat kontemporer Alfred North Whitehead menyatakan "seluruh ilmu barat adalah catatan kaki dari pemikiran Platon". Artinya seluruh ilmu saint barat fondasinya dan dipakai di Indonesia adalah Pemikiran Platon.  Maka pada bagian ini saya akan menjelaskan dan melakukan transformasi literasi  kedalam epistimologi auditing.   

Platn   namanya, lahir tanggal  7 bulan Thargelion (Oktober), tanggal kelahiran dewa Apollon.  Platn hidup di Athena, Yunani, tahun 428/427-347/346 SM, dan meninggal di Athena pada tahun 348/347 SM pada usia 81 tahun.  Plotinos yang hidup di jaman Kekaisaran Romawi, dalam Enneades  IV 23-24,  menyebutnya penuh hormat sebagai ho theios Plat(Platon yang illahi).  Pada gilirannya, Plotinos dijuluki al- Shaykh al-Yunani, sementara tradisi Islam yang sama menyebut Platon menjadi Aflatun.  Italia mengikuti suara Yunani dan menuliskannya dengan tambahan "e" menjadi Platone, bangsa yang melahirkan banyak filsuf besar, Jerman, mengikuti Yunani menuliskan Platon,Prancis menyebutnya Platon (seperti Yunaninya, meski bunyi suaranya berakhiran "ong"), Spanyol membahasakan dengan tekanan di "o" menjadi Platn.  Inggris menamainya Plato (yang disuarakan menjadi plto). Indonesia  selalu mengatakan dan menuliskannya Plato, mengikuti penulisan Latin (Plato, deklinasi ketiga, genetifnya menjadi Platonis) daripada Yunani. Pada tahun 387 SM, Platon mendirikan sebuah sekolah filsafat,  bernama Akademeia.  Platon mendirikan Akademeia menarik minat banyak murid dari dalam, luar Yunani, salah satunya yang terkenal adalah Aristoteles (yang berasal dari Makedonia).  Sembilan abad  Akademia menghidupkan dan mengembangkan Platonisme  sampai nanti tahun 529 M Platon ditutup oleh perintah kaisar Romawi bernama Justinianus. Berikut ini adalah hasil transliterasi penelitian Etnografi dan Genealogi dokrin Platon, pada bidang ilmu (EPISTIMOLOGI) auditing sebagai bahan evaluasi terutama kepada penguasa regulasi, praktisi, dan penguasa pendidik di bidang akuntansi, dan auditing)**:

Hasil penelitian menemukan 12 Dalil  untuk  dekonstruksi, rekonstruksi pada bidang epistimologi audit, sebagai berikut:

Dalil 1 : Cara memahami, dan menjelaskan realitas dunia (="mengkontemplasikan "World of  auditing idea") melalui limat tahap progress jiwa rasional: Eikasia, Pistis,  dua garis membagi, Dianoia, Noesis.

Dalil 2: Pengetahuan ("World of  auditing idea") bersifat progress melalui (1) Pengetahuan Visible World (Doxa) meliputi Eikasia (konyektur), Pistis (kepercayaan); menuju ke (2) Pengetahuan Intelligible World (Episteme Knowledge) meliputi Dianoia  (rasio diskursif analitis), Noesis (rasio intuitif). Dunia tetap satu dan tak berubah, tetapi level sudut pandang jiwa rasional bisa berubah menaik, turun, tetap.

Dalil 3 : Perjalanan Proses Intelektual melalui  tiga tahapan (a) Visible World (Doxa atau opini);(b) dua garis membagi  ke tahap (c) Intelligible World (Episteme Knowledge).

Dalil 4 : Auditor harus mampu mengkontemplasikan letak Jiwa "di antara" yang sensible (jiwa mortal), kemudian ke tahap yang intelligible (jiwa immortal) untuk mendapatkan laporan keuangan  idea.

Dalil 5 : Titik awal pengetahuan auditor  selalu mulai pada level  jiwa rasional Visible World (mortal) di mana ditundukkan pada  tuntutan-tuntutan tubuh  dalam  aspek irasional jiwanya (terutama epithumia dan thumos);

Dalil 6  : Tahap pengetahuan selanjutnya (setelah dalil 4, 5) level jiwa rasional Intelligible World  (imortal) ditundukkan pada  tuntutan-tuntutan  aspek rasional jiwanya  kepada "agathon"(kebaikan);

Dalil  7 : Proses  Auditing  harus mampu menata dunia indrawi dengan (= "mengkontemplasikan Visible World")  kemudian menentukan kritera: Being, Rest, Motion, Same, and Difference  (Ada, Diam, Gerak, Sama, dan Beda.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun