Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Catatan Seorang Kurir: Antar Paket ke Desa Tua Berusia Hampir 300 Tahun

23 Oktober 2020   22:48 Diperbarui: 25 Oktober 2020   14:02 2474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekelumit persoalan soal pengantaran paket ke Desa Salimbatu dikarenakan saya sebagai kurir yang hanya mengenal "kulit luar" tentang tujuan pengantaran paket ke desa tersebut.

Waktu itu, yang ada di pikiran saya tentang desa Salimbatu: Akses jalan yang kurang bagus, jalan masih tanah agregat, jika matahari terik jalanan akan berdebu, dan jika hujan jalanan pasti licin dan becek.

Selain itu, memakan jarak tempuh waktu yang cukup jauh, tidak adanya akses sinyal, dan pelanggan rewel juga tidak bisa di ajak kerja sama.

Namun, setelah saya mengenal kondisi desa tersebut, baik masyarakat, kondisi alam, dan sosial budayanya, ternyata apa yang saya pikirkan sangat bertolak belakang.

Saya tersenyum kecil, karena saya mendapatkan pemahaman dan pengalaman yang bila saya jeaskan dengan bahasa saya sendiri, sesuatu, bila kamu belum pernah selami atau menjalaninya jangan pernah sekali-kali takut untuk melakukannya. Tak ada salahnya untuk mencoba. Karena di jalan, saya mendapat banyak pengalaman baru, budaya yang baru, masyarakat yang berbeda pula.

dok. pribadi
dok. pribadi
Pengalaman pertama saat pengantaran paket di rute Salimbatu

Perlahan saya tarik gas sepeda motor revo hitam di tengah jalan yang tak bersahabat. Kala itu cuaca sedang galau-galaunya, enggak hujan, dan juga enngak panas.

Terpaksa saja saya hirup debu setelah mobil bermuatan ikan menyalip dengan laju cepat sehingga menimbulkan debu tebal. Seketika pandangan saya hilang.

Belum lagi berkali-kali motor saya yang mengangkut 6 muatan paket berukuran sedang terhempas di dalam tas kerja setelah menghantam lubang sepanjang perjalanan.

Kuarik nafas panjang sambil hembuskan dengan peralahan untuk menenangkan pikiran dari kekacauan dan stres yang mulai mengusik hati dan pikiran.

Di tengah jalan sempat saya memaki karena keadaan, hampir saja saya berhenti di tengah jalan lalu membatalkan pengiriman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun