Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Money

Virus Kapitalis yang Menyerang Pasar Tradisional

19 Februari 2020   18:13 Diperbarui: 19 Februari 2020   18:11 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik berdirinya sebuah negara,di dalamnya terdapat pondasi yang kokoh dan kuat yang berperan untuk menjaga, melindungi, dan memberi rasa aman, bahkan sebagai benteng untuk melindungi serangan dari luar maupun dari dalam.Berdirinya sebuah Negara tak lepas dari hasil pemikiran bapak-bapak pendiri negara yang berkeyakinan bahwa sebuah konsep, prinsip, serta nilai yang di pegang teguh oleh masyarakat di dalam sebuah negara dapat menciptakan sebuah landasan keyakinan bagi negara.

Dengan lahirnya Pancasila sebagai dasar dan pedoman negara, maka bangsa ini harus mewujudkan dan  melaksanakan pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat, bertanah air demi mewujudkan cita-cita bersama.Sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila juga berperan fungsi untuk mengatur berbagai sendi kehidupan bermasyarakat di dalam segala bidang,baik di dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, maupun agama.

Demi membangun dan menjaga sebuah pilar bangsa agar menghasilkan benih kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, maka bangsa ini membutuhkan sebuah sistem ekonomi yang kuat,yang  didalamnya terdapat semangat gotong-royong dan kekeluargaan yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 yang di dalamnya dapat digunakan sebagai petunjuk dalam mencapai sebuah cita bangsa dan juga dapat dijadikan sebagai pedoman yang menjelaskan tata cara, bagaimana membawa dan menjalankan sebuah roda perekonomian untuk mencapai suatu tujuan bangsa Indonesia.

Landasan pokok perekonomian Indonesia di ambil berdasarkan pada Pasal 33 ayat 1,2,3,dan 4 UUD 1945 hasil amandemen dengan bunyi :

Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azaz kekeluargaan.

Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

Ayat 3: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Ayat 4: Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,efesiensi berkeadilan,berkelanjutan,berwawasan lingkungan,kemandirian,serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Pasal 33 dijadikan sebuah landasan untuk mewujudkan sistem ekonomi pancasila yang di jadikan dasar pembangunan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Etika dan nilai agama terlibat dalam keputusan perekonomian.
  • Kebijakan ekonomi mengedepankan nilai kemanusiaan.
  • Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berasas kekeluargaan.
  • Pengelolaan ekonomi dilakukan dengan pemufakatan lembaga perwakilan rakyat.
  • Cabang-cabang produksi yang penting bagi rakyat dikuasai oleh negara untuk kemakmuran  rakyat.
  • Kekayaan alam di bumi Indonesia dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat.
  • Hak milik perorangan diakui oleh negara dengan tidak bertentangan dengan kepentingan dengan kepentingan umum.
  • Daya kreasi ekonomi masyarakat tidak merugikan kepentingan umum
  • Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara

Berdasarkan sistem ekonomi yang sudah di sebutkan diatas, mengambarkan bahwa ekonomi pancasila memiliki semangat akan  kerja sama dan gotong royong dalam  mencapai tujuan bersama yang di dalamnya terdapat unsur kekeluargaan dalam pengelolaan perekonomian.lewat sistem ekonomi Pancasila yang di anut oleh bangsa Indonesia, rakyat sangat di untungkan dan  kekayaan  negara pun dikembalikan kepada rakyat.Namun pada kenyataannya, nilai-nilai sistem ekonomi pancasila sudah tidak "terasa" lagi di bangsa ini di karenakan kuatnya arus Kapitalis bak virus yang menjamur keseluruh  permukaan negeri ini. lewat persaingan bebas, dan monopoli.mau tidak mau, masyarakat harus menikmati sebuah produk ciptaan kapitalis yang semua itu bertujuan untuk menguntungkan pihak luar namun menyengsarakan masyarakat di Indonesia.

Keberadaan pasar tradisional saat ini sudah mulai terkikis secara perlahan lewat keberadaan mall, supermarket, dan pasar modern lainnya.masyarakat pun terlena akan keberadaan produk kapitalisme dan cendrung beralih ke pasar modern yang menawarkan sebuah atmosfer baru yang tidak di miliki oleh pasar tradisional.Bahkan  sutradara dan penulis skenario terkenal Garin nugroho mengatakan "Di pasar Tradisional kita manusia, di pasar modern kita angka" ujarnya.

Bilamana di pasar tradisional kita bisa merasakan sensasi tawar menawar antara si penjual dan si pembeli, sehingga menciptakan sebuah ruang kebersamaan dan terjalinnya ikatan emosional, tidak ada sekat sosial, semua orang bisa membeli bahan/barang yang dia cari sesuai dengan kemampuan fiansialnya sendiri.Namun, saat kita beralih ke pasar modern, suasana yang "asing" pun akan kita rasakan.semua akan kita kerjakan dengan mandiri, tanpa ada bantuan dari si penjual.tak ada tawar menawar,tidak ada nilai pancasila di dalamnya, bahkan interaksi sosial pun sudah jarang sekali di lakukan antara sesama pembeli dan si pembeli kepada si penjual.sebuah potret kehidupan negara pancasila saat ini.

Di bulungan contohnya, sebuah ibukota provinsi kalimantan utara yang tengah ini sedang gencar-gencarnya berbenah diri untuk memperkenalkan wajah baru di bangsa ini yang merupakan provinsi termuda setelah berlepasnya dari provinsi kalimantan timur.sejuta sarana dan prasarana muncul di tengah-tengah masyarakat tradisional.otomatis akan terjadi perubahan tatanan sosial yang menciptakan pola kehidupan masyarakat tradisional ke masyarakat modern demi mengikuti perkembangan yang ada saat ini.

Semua berdampak atas terjadinya perubahan yang begitu pesat.percepatan itu mempengaruhi segala pola pikir masyarakat tentang politik, sosial, budaya, dan ekonomi.Tak ayal masyarakat tradisional pun mulai mengikuti gaya hidup modern di karenakan situasi dan keadaan di lingkungannya saat ini, tak lepas dari kehidupan ekonomi masyarakat bulungan yang cendrung beralih ke pasar modern yang sangat jauh berbeda dengan pasar tradisional, dimana pasar modern menawarkan lingkungan yang bersih, nyaman, aman, dengan ruangan yang sejuk serta di lengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memanjakan para pengunjung yang datang.belum lagi dengan ketersediaan barang yang tidak ada di pasar tradisional banyak di tawarkan di pasar modern.dengan adanya diskon dan promo yang menjadi ciri khas pasar modern dapat menambah "gairah" ke kaum hawa khususnya dan para pengunjung lainnya.

pasar modern sangat menggiurkan di mata masyarakat bulungan saat ini, ahkirnya keberadaan pasar tradisional pun mulai tersingkirkan.para petani tradisional binggung untuk menjual kemana hasil panennya, pedagang pasar pun mencari-cari kemana pelanggan mereka saat ini, dampaknya akan berimbas ke perekonomi masyarakat sehingga terjadi lambatnya perputaran ekonomi di lingkungan petani dan pedagang pasar sehingga situasi ini lambat laun akan mengancam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini.bak banjir yang di sebabkan buntunya aliran air dikarenakan penyumbatan,lambat laun akan terjadi bencana banjir yang besar.

Pemerintah harus serius memikirkan masalah ancaman kepunahan pasar tradisional,bila dibiarkan terus menerus,lambat laun bangsa kita akan kehilangan jati diri bangsanya oleh karna derasnya arus modernisasi saat ini. Pasar tradisional layaknya wong cilik yang dilakukan semena-mena, di perbudak, di peralat, dan di hilangkan fungsi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.hanya karna kepentingan politik dan modal yang besar.pemerintah pun tergoda dengan tawaran yang tidak main main oleh pihak pihak yang "berkepentingan" yang hanya bertujuan semata-mata menggemukkan perutnya sendiri.

Tak ayal sering keluar sindiriran "yang kaya akan semakin kaya,dan yang miskin akan semakin miskin" sebuah realitas yang terjadi saat ini.dimana sifat kemanusiaannya, ketuhanannya, keadilannya yang tercermin di pancasila? bilamana pemerintah mengobrak-abrik pasar tradisional dengan garangnya,belum lagi pemerintah gencar melakukan impor dari berbagai sektor seperti hasil pertanian,perkebunan hingga perikanan.harga yang melonjak, wong cilik pun tak berdaya di karenakan mahalnya barang yang di tawar lagi.

Kemanakah pemerintah, yang kebijakkanya tak lagi memberi rasa keadilan yang notabenenya pemerintah adalah pelayan masyarakat yang bersimbolkan pancasila? ahkirnya terjadi kebuntuan, pemerintah yang seharusnya memegang kendali, yang tau kapan harus memutuskan sementara pendirian pasar modern yang sangat dominan saat ini.sebenernya tidak masalah bila sistem kapitalis mulai merebak luas di daerah ini, namun apakah sistem perekonomian sudah cukup mampu dan merata di daerah ini ? seharusnya pemerintah mempersiapkan masyarakat ekonomi untuk menghadapi pasar bebas saat ini sehingga masyarakat bisa siap untuk menghadapi segala macam kendala yang tak terduga agar tidak terjadinya kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun