Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kota Malang, 13 Tahun yang Lalu

14 Februari 2020   23:44 Diperbarui: 14 Februari 2020   23:59 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Malang bagiku adalah sebuah panggilan rindu

Yang di tiap sudut kotanya mengukir sejuta kenangan indah yang ada di dalamnya. 

Antara Hujan, hawa dinginnya , serta aroma khas, 

yang selalu membuat hatiku gelisah dan bergejolak, seakan-akan tak rela meninggalkannya. 

Di setiap kenangan itu, terselip sebuah kisah cinta, persahabatan, maupun cerita suka dan duka yang sampai saat ini masih tergambar jelas di dalam benak. 

Aku tak mau berlama-lama menatap setiap rintikan air hujan,

 Karna,

 di setiap rintikan hujan, menurutku adalah panggilan rindu "akannya"

 Hampir 13 tahun lamanya sudah kutinggalkan kota Ngalam. Begitu arek ngalam menyebutkan, sebuah ciri khas yang terdapat di kota malang, yang di mana terdapat kalimat yang di baca secara terbalik atau yang lebih di kenal sebagai bahasa Walikan. 

Saat 2007 silam, saat menginjakkan kaki di kota Malang, Jawa Timur, Kala itu hawa Malang sedang lagi Dingin-dinginnya. Selain dengan kesejukan akan hawanya, kota Malang juga di kelilingi oleh gunung-gunung tinggi. Sampai-sampai orang Belanda meLABELi " Paris van east Java". Terlihat dari kejauhan "seperti" perempuan yang sedang tertidur sambil bersedekap tangan. Itu gunung putri tidur kata salah satu teman yang sudah 4 tahun lamanya tinggal di kota Malang. 

dok. pribadi
dok. pribadi
Kota Malang juga di sebut sebagai kota Pelajar, yang didalamnya berdiri sejumlah perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadia Malang, Universitas Islam Malang dan sebagainya.sudah pasti, kota Malang di penuhi dengan berbagai macam Mahasiswa yang berasal dari berbagai penjuru kota di Indonesia.sehingga, disetiap perjumpaannya saya bertemu dengan orang-orang yang berbeda, suku, agama, pemirikan, serta logat-logat yang berbeda yang menciptakan kesan tersendiri saat berada di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun