Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lagi-lagi soal Ganja

2 Februari 2020   01:59 Diperbarui: 3 Februari 2020   17:20 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 masyarakat awam pun banyak yang menilai dan ikut berkomentar negatif soal polemik Ganja ekspor,

apa dasar mereka sehingga sebegitu mudahnya menilai negatifnya ganja ?

Lebih mudah membenci Dari Pada Mencoba Memahami, ungkap Panji pragiwaksono di dalam buku Hikayat Pohon Ganja, dalam buku tersebut dia sangat menyayangkan, andai mereka mencoba memahami dan bukannya langsung membenci, mungkin mereka akan paham bahwa ada banyak mitos tidak benar tentang pohon ganja yang disebarluaskan dan di yakini, sementara banyak fakta kebenaran tentang pohon ganja yang tidak diketahui  orang-orang, apalagi dipahami kebenarannya.

Media juga sangat berperan serta yang menjadi sumber utama penyebaran asumsi dan pengetahuan masyarakat luas mengenai narkotika.bahkan media selalu menyediakan ruang strategis untuk artikel atau berita mengenai kampanye antinarkoba.parahnya mereka seperti mengetahui dengan baik, bahwa material berita-berita semacam ini bisa menarik banyak pembaca.

Amerika telah mengajarkan kita tentang kekuatan industri dan bagaimana korporasi memanipulasi pendapat, bahkan mendikte pengetahuan publik lewat media-media, lembaga penelitian, instituisi politik, hingga pembuat undang-undang.demi mengasingkan tanaman ganja dari kesadaran publik, berbagai isu dan fenomena sosial di exploitasi  oleh beberapa pihak yang berkepentingan terhadap monopoli  bahan baku industri dasar.

Di Amerika Serikat , Jurnalisme berlebihan atau sensasional yang dimulai oleh William Hearst dan Harry Anslinger menjadi semacam budaya di media dalam rangka menciptakan citra buruk pada tanaman ganja.

Sementara untuk mengusir kamu pekerja minoritas dari bangsa Hispanik, Asia, Dan Afrika, yang dirasa mulai membebani  mereka, ganja di jadikan alat propoganda rasial, dengan cara menyebarkan asumsi sepihak dan stigma negatif warna kulit putif Amerika terhadap perilaku dari ras-ras yang gemar mengkonsumsi ganja tersebut.

Tidak hanya berhenti di situ saja, Amerika Serikat berusahan dengan gigih untuk 'mengekspor' kebijakan mereka terhadap tanaman ganja keseluruh dunia lewat persatuan bangsa-bangsa.

Dukungan dan legitimasi dari keikut-sertaan PBB dalam kampanye global 'membasmi'tanaman ganja bersama dengan hak asasi para penggunaanya menjadi faktor utama yang memperluas dan mempercepat keikutsertaan negara-negara lain, termasuk Indonesia, dalam membuat peraturan tentang narkotika yang sembrono dan tidak manusiawi.peran Amerika dan PBB perlu ditekankan karena tidak ada negara selain Amerika Serikat dan organisasi selain PBB yang lebih garang menyebarkan kampanye negatif terhadap tanaman Ganja.

Sekian dan terima kasih

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun