Mohon tunggu...
Bakri Dahlan Pasangkie
Bakri Dahlan Pasangkie Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Seorang yang pernah menjadi wartawan di beberapa media seperti Harian Fajar, Pedoman Rakyat dan Tegas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melawan Nasib

27 September 2021   08:11 Diperbarui: 27 September 2021   08:14 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asap kendaraan menjadi menu utama
Deru motor menjadi sahabat utama
Matahari sebentar lagi terbit
Mendendangkan lagu selamat berjuang
Berpacu melawan nasib
Nasibmu, nasibku, nasib kita
Pantaskah mereka menyesali nasib sementara kita tak pernah mengeluh?
Pantaskah mereka menghamburkan segalanya sementara kita melindungi hidup?

Hei! Mulutmu harimaumu
Setiap berkata mereka berdusta
Setiap berjanji mereka ingkar
Setiap tersenyum mereka bertopeng
Setiap mengulurkan tangan mereka pamrih
Dusta telah menjadi kebenaran
Ingkar telah menjadi pegangan
Dosa menjadi pegangan hidup

Kalian yang sudah terlalu lama tidur diatas sana
Jangan terlalu senang bermimpi
Karena bisa saja mimpi buruk akan datang
Matahari tidak selamanya di timur
Ada waktunya matahari di barat kemudian tenggelam
Nasibmu, nasibku, nasib kita
Hidup manusia hanya sedetik bagi alam semesta
Selamat berjuang bangsaku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun