Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gaya Kepemimpinan Jokowi Akan Banyak Melahirkan Pemimpin yang Munafik

30 Oktober 2012   06:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:13 6321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sampai saat ini gaya kepemimpinan Gubernur Baru DKI Jakarta, Jokowi, masih banyak dibicarakan dan menjadi buah bibir masyarakat, bukan hanya bagi warga DKI, tapi bagi seluruh rakyat Indonesia. Masalahnya, rakyat memang sudah sangat lama merindukan seorang pemimpin yang seperti Jokowi itu, jujur, sederhana, merakyat, tidak terlalu senang dengan aturan-aturan protokoler, bersih dari korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) dan pro rakyat kecil.
MetroTV pagi tadi dalam Bedah Editorial-nya mengangkat tentang gaya kepemimpinan Jokowi tersebut yang banyak mendapat komentar postif dari banyak pemirsa yang tersebar dari berbagai pelosok Indonesia termasuk Medan, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur, disamping dari Jakarta sendiri..
Semuanya menyatakan salut dan senang dengan gaya kepemipinan Jokowi dan Ahok tentu saja dan sangat mendukung gaya kepemimpinan yang sangat langka itu. Merka berharap agar kepemimpinan seperti itu juga terjadi di daerah mereka masing-masing.
Malah sudah ada yang menginginkan agar dalam Pilpres tahun 2014 yang akan datang, sosok kepemimpinan Jokowi-lah yang diharapkan akan muncul. Bahkan kalau memungkinkan, Jokowi sendiri yang akan dicalonkan menjadi Presiden RI untuk menggantikan Presiden SBY yang dinilai sebagian besar rakyat Indonesia tidak berhasil.
Gaya kepemimpina Jokowi memang “lain dari yang lain”, karena kebanyakan pemimpin di negeri ini memandang jabatan sebagai status sosial, nyaman duduk di kursi kekuasaannya dan malas turun ke lapangan bertemu langsung dengan rakyat untuk mengetahui masalah dan kebutuhan mereka. Tapi Jokowi, hanya sehari setelah dilantik jadi Gubernur DKI langsung terjun ke kampung-kampung kumuh di Jakarta, dan disambut dengan hangat oleh warga DKI.
Dalam kunjungan kerja yang sering dikerubuti oleh para wartawan itu, bahkan saat pergi dan pulang kantor sang Gubernur yang nampak kurus itu, juga tidak mau pengawalan voorrijder, sehingga dia dapat mengalami sendiri kemacetan lalu lintas, kemudian timbul rencana bagaimana mengatasi kemacetan ibukota, salah satu diantaranya adalah akan melanjutkan program mono-rel yang sempat dihentikan oleh Gubernur DKI sebelumnya. Begitu juga saat dia meninjau perumuahan kumuh di spenjang Kali Ciliwung, maka timbul program perbaikan rumah susun deret untuk rakyat kecil.

Namun, tidak sedikit orang yang berfikir negatif akan sepak terjang Jokowi. Mereka menganggap Jokowi terlalu berlebihan. Orang-orang ini pada umumnya para pejabat yang merasa nyaman dan enak dengan jabatannnya selama ini, tidak perlu banyak turun kelapangan dan tidak banyak keluar keringat, tapi uang mengalir terus ke kantong mereka. Lihat saja bagaimana hampir semua Camat dan Lurah yang terlambat masuk kantor saat Jokowi melakukan sidak.
Mari kita dukung kepemimpinan Jokowi walaupun dia akan ditantang atau dihalangani oleh oknum-oknum anggota DPRD DKI karena merasa tidak nyaman dengan gaya kepemimpinan Gubernur yang lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada yang mantan pengusaha mebel itu.
Kalau ada anggota DPRD yang menentang rancana kebijakan Jokowi untuk rakyat, maka jangan pilih lagi Partai itu dalam Pemilu 2014 atau Pilkadayang akan datang, karena jelas mereka menjadi politisis bukan untuk kepentingan rakyat tetapi untuk kepentingan diri mereka sendiri dan partainya.
Akan Melahirkan Para Pemimpin Yang Munafik?
Gaya kepemimpinan Jokowi yang sangat merakyat diluar gaya ningrat dan borjuis yang biasa dilakukan oleh sebagian besar Gubernur dan para pejabat di 33 Provinsi, Bupati dan para pejabat di 399 Kabupaten dan Walikota dan para pejabat di 98 kota itu, tentu saja sangat tidak disenangi oleh mereka, belum lagi Presiden para Menteri dan jajarannya di Ibukato Negara.
Para Gubernur, Bupatai dan Walikota itu, saat ini mau tidak mau, suka tidak suka akan “meniru” gaya kepemimpinan Jokowi. Mereka yang sedang menjabat akan mulai lebih banyak terjun ke lapangan bertemu dengan rakyat, akan berpura-pura mencintai warganya.
Tapi soal pengawalan, mereka mungkin lebih cenderung masih menghendaki pengawalan yang ketat, karena banyak di antara mereka yang tidak disukai masyarakat. Apalagi di daerah yang banayk terjadi korupsi sedang pembangunan yang pro kepentingan rakyat kecil masih sangat minim, tidak sesuai antara janji saat kampanya dengan kenytaan di lapangan.
Begitu juga dengan para Calon Gubernur, Calon Bupati dan Calon Walikota yang akan menghadapi Pilkada, tentu akan banyak “acting” berpura-pura pro dan mencintai rakyat, padahal belum tentu begitu. Apalagi saat kampanye mengelurakan biaya yang sangta besar agar terpilih termasuk dengan money politic
Masalahnya pemimpin yang benar-benar amanah, bukan orang mencari jabatan itu, tetapi memang dipilih oleh rakyat karena rakyat mencintainya, sebgaimana yang terjafi di zaman Rasulullah dan para sahabat seperti Abu Bakar Sidiq, Umar bin Chatab, Usman bian Affan dan Ali bin Abi Talib.
Singkat kata, gaya kepemimpinan Jokowi akan melahirkan para pemimpin yang munafik baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten dan Kota, karena tidak sesuai antara ucapan dengan perbuatan mereka, dan mereka menjalankan pemerintahan bukan dengan hati yang tulus dan cinta rakyat atau warga tetapi demi jabatan dan uang. Mudah-mudahan statement saya tidak benar. Auzubillah min zalik.
Depok, 30 Oktober 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun