Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fatin; Menciptakan Standar Tinggi Ajang Pencarian Bakat

30 Mei 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:47 5831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tidak bisa dipungkiri, Fenomena Fatin memang sangat fenomenal. Akhirnya, saya yang sangat “malas” menulis tentang isu entertaiment terpicut juga karena gadis bersuara khas ini. Bukan karena dipaksa oleh siapapun, bukan juga karena sangat ikut-ikutan orang lain. Saya hanya menulis apa yang saya rasa dan apa yang menjadi sesuatu yang luar biasa sampai kini.

Sosok Fatin yang dibalut jilbab putih, sweater, dan rok abu-abu lalu menyanyingkan Grenade dari Bruno Mars kian di rindu setelah tayangan X Factor Indonesia berakhir. Gadis imut ini mungkin tidak akan menarik perhatian begitu audisi, jika orang lain datang ke tempat audisi dengan berbagai style yang megah Fatin hanya tampil apa adanya. Memperlihatkan kesederhanaan dan kemampuan penyanyi kamar mandi. “Ingin belajar vokal,” begitu katanya. Dan ternyata bukan Cuma vokal yang semakin memukau dengan teknik menyanyi luar biasa yang didapat tapi fans yang disebut Fatinistic. Penampilan sederhana telah membuat jutaan mata memandang padanya. Hanya karena karakter vokal yang kuat, bukan teknik yang siapa saja bisa mempelajarinya. Karakter vokal itulah identitas, layaknya nama, golongan darah, tinggi badan, berat badan, sampai sidik jari – itulah dia. Sedangkan teknik menyanyi bisa didapat dengan mudah bagi siapa saja yang mau belajar dan belajar. Karakter vokal? Tidak demikian, karakter itu tidak akan bisa dipelajari karena dia lahir dari seseorang semenjak dia ada di dunia.

Setelah Fatin menyanyi lagu dengan gayanya sendiri tanpa mengharapkan apa-apa di babak audisi ternyata telah membuatnya sampai juara. Sudah banyak yang menulis tentang Fatin di dunia maya, ada yang mengkritik habis-habisan, ada yang menyanjung setinggi langit, bahkan ada yang menulis tentang Fatin apa adanya dia.

Termasuk saya, tidak hanya menulis tentang fenomena Fatin yang sudah juara. Saya melihat hadirnya Fatin seperti sebuah bom yang meledak dan siap memangsa semua penghuni jagad raya. Fatin membawa sebuah tingkatan yang lebih pada ajang pencarian bakat yang sudah pernah ada di Indonesia. Datang dengan lugu dan malu-malu tapi mampu menghipnotis hampir seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Inilah yang dinamakan menilai orang tidak hanya dari penampilan saja. Karena penampian sangat menipu, Fatin sudah menipu ribuan mata karena auranya yang luar biasa. Dia berjilbab, sudah tentu membawa dampak tidak main-main untuk dunia fashion Indonesia, berbondong-bondong orang akan mengikuti gaya berhijab Fatin. Suaranya berkarakter, dan inilah nilai jual yang sangat tinggi. Jika penyanyi lain pontang-panting jual sensasi dengan goyangan tubuh molek atau menampakkan paha seksi, Fatin tidak perlu itu untuk menarik pendengar. Cukup menyanyi saja dan itu sudah berhasil!

Lalu, alasan yang kuat adalah saat Fatin hadir seakan ajang pencarian bakat lainnya tenggalam entah ke dunia antah berantah. Secara tidak langsung Fatin sudah menciptakan standar yang sangat tinggi untuk sebuah ajang pencarian bakat. Fatin yang diolok-olok lupa lirik, tidak bisa menyanyi dengan bagus, tidak punya teknik, sudah menjadi acuan orang yang ingin ikut kontes yang sama di tahun-tahun mendatang. Karena teknik yang “luar biasa” istimewa tidak akan mampu menghipnotis pendengar untuk terus mendengar lagu dia tanpa adanya karakter kuat.

Fatin tidak bersalah dalam hal lupa lirik. Tidak juga bisa disalahkan karena teknik belum matang. Dia datang bukan karena sudah terlampau sering tampil menyanyi di café-café atau acara hebat lain. Dia hanya tahu dirinya bisa menyanyi. Itu saja modalnya. Begitu sampai di acara besar seperti X Factor yang ditayangkan di seluruh Indonesia dan bisa di streaming di luar negeri, Fatin langsung menanggung beban tidak kecil. Ujung-ujungnya Fatin tidak ingin mengecewakan penggemar yang sudah terlanjur mencintainya. Mental anak SMA ini teruji habis-habisan, dan jika peserta lain tidak perlu belajar dari NOL maka Fatin harus berjuang lebih keras. Belajar mulai dari awal. Rossa sangat berperan penting, bisa dilihat perkembangan Fatin dari hari ke hari kian meningkat. Lagu-lagu yang dinyanyikannya – jika di awal banyak yang tidak tahu – kembali booming dan disukai. Bahkan lebih disukai versi Fatin. Luar biasa!

Sekarang kita bandingkan beberapa acara pencarian bakat yang pernah ada di Indonesia, mulai dari Akademi Fantasi Indosiar, Kontes Dangdut Indonesia, Indonesian Idol, Indonesia Mencari Bakat dan The Voice Indonesia. Kelima acara ini siapa yang tidak tahu? Standarnya mereka mencari kontestan dengan teknik menyanyi bagus, bisa menghafal lagu barat dan Indonesia. Bagaimana dengan karakter vocal? Selama saya tahu, tidak ada yang memiliki karakter vocal sekuat Fatin. Semuanya hampir sama, bagus dari segi teknik menyanyi saja tetapi karakter biasa-biasa saja.

Terbukti, berapa banyak alumni dari ajang pencarian bakat itu menjadi penyanyi besar. Hanya beberapa. Dan itu pun tidak cukup menjadi luar biasa, tidak mendapat penghargaan bergensi, tidak sering tampil di TV dan hanya berwara-wiri di TV penyelenggara saja. Yang lebih mencengangkan, belum sampai seminggu Fatin sudah ada di Hitam Putih Trans 7, lalu di 100 % Ampuh Global TV, terus ke mana lagi?

Inilah yang dinamakan fenomena, Fatin bisa diterima di mana saja. Jika kontestan lain hanya tampil di TV penyelenggara saja, Fatin bisa membuktikan bahwa dia tidak hanya “dipakai” oleh TV penyelenggara saja tetapi sudah di antre oleh TV lain untuk menayangkan ini.

Pengaruh media memang sangat besar sekali. Jika alasan dulu belum punya internet, ini bukan jadi takaran untuk menilai. Toh, orang menilai dari tayangan di TV. Tidak menjadi fenomena karena standarnya itu-itu saja, semua sama, tidak bisa dibedakan, cuma modal teknik mumpuni tetapi karakter dan aura tidak membius. Pada masa Nikke Ardila juga tidak belum punya internet kan? Tetapi auranya tetap mempesona, begitulah Fatin!

Belum lagi jika melihat dari hasil penjualan lagu “Aku Memilih Setia” di iTunes Indonesia. Respon masyarakat sangat besar sekali, karena lagu yang bagus dinyanyikan oleh penyanyi berkarakter tentu enak didengar. Semenjak dijual di iTunes belum pernah lagu ini keluar dari #3besar, bahkan hampir selalu duduk di angka #1. Selain iTunes, ternyata Sony Music Indonesia juga membidik, Nada Sambung Pribadi, dan tidak main-main hampir semua operator menempatkan lagu ini berada di tangga puncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun