Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kuah Cue di Aceh yang Buat Makan Sahur Tambah Ribet

3 Mei 2020   22:50 Diperbarui: 3 Mei 2020   22:45 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi

Aceh sungguh berbeda dengan daerah lain; tak hanya soal watak orangnya yang keras maupun budaya yang ada-ada saja. Dari segi kuliner, Aceh juga meleburkan dirinya dalam kerumitan yang tiada tara. Sangat panjang perjalanan kita untuk sampai ke kenikmatan hakiki sebuah menu di Aceh. Belum lengkap satu hidangan, kita akan disuguhkan dengan hidangan lain. Meskipun dibuat dari bahan yang sama, rasanya akan berbeda.

Contohnya, ikan patin dimasak asam keung (dimasak dengan lodeh dalam bahasa umumnya), ada juga dimasak dengan santan. Rasanya akan berbeda sekali. Kuah asam keung yang bening; hanya percampuran antara cabai, dengan buah belimbing. Sehingga rasanya keasam-asaman. Namun, jika kamu menyantapnya, akan habis nasi lebih dari satu piring. Kuah santan seperti pada umumnya.

Ada yang unik dan menarik dari menu berbuka di Aceh - termasuk Ibu saya yang baru saja memasaknya. Kuah ini sangat terkenal di Aceh, selain rasanya yang lezat juga cara makannya yang unik, yaitu dengan menghisap cangkang yang telah dipotong.

Nama menu berbuka itu adalah Kuah Cue. Kami terbiasa memasak sendiri meskipun rumah makan besar menyediakannya. Seperti di kawasan kaki Gunung Kulu, di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Sekitar 4 jam perjalanan dari rumah saya.

Cue adalah sejenis keong yang hidup di rawa-rawa dekat laut. Bentuknya yang panjang dan berwarna hitam dengan isinya mirip dengan siput, tetapi rasanya seperti kerang. Kami mencari di rawa berlumpur di pagi hari, lalu memotong bagian runcingnya.

Rasa Kuah Cue ini sangat manis karena tektur dari daging Cue itu sendiri. Cara makanya adalah dengan menghisap bagian runcing yang telah dipotong tadi. Nanti, dagingnya akan keluar dengan sendirinya dalam sekali hisap. Jika tiga sampai empat kali tidak keluar, artinya, Anda belum beruntung. Jadi, bisa ambil Cue lain atau menggunakan peniti untuk menarik dagingnya.

Cue ini dibuat sangat khas Aceh sekali. Adalah Pliek u sebagai bahan utamanya. Pliek u sendiri adalah kelapa yang sudah dikeringkan dan diambil minyaknya. Ampas kelapa kering ini dikeringkan lagi sampai benar-benar hilang kadar minyaknya. Nah, bahan ini yang kemudian dibuat gulai Pliek U yang terkenal di Aceh dan juga Kuah Cue.

Jika gulai Pliek U dimasak dengan aneka daun-daun liar yang bisa dimakan, maka Kuah Cue dimasak dengan potongan pepaya belum matang atau bunga kala (Kecombrang). Ada juga yang memasak dengan mencampur keduanya, dengan porsi pepaya lebih banyak dan bunga kala sedikit saja sebagai pengharum rasa.

Ibu saya sering memasak dengan menggunakan pepaya putih saja - yang dagingnya kekuningan. Daging pepaya ini dipotong kotak-kotak, atau panjang-panjang tipis, sesuai dengan selera. Pepaya yang hampir matang, dengan daging yang lembek, tidak lagi enak dipadu dengan Cue. Pepaya ini harus masih keras dagingnya, sehingga saat dimakan masih terasa gigitannya.

Cue yang telah dipotong bagian runcingnya, sebelumnya harus dicuci bersih terlebih dahulu. Ada baiknya, sebelum memasak Cue direndam terlebih dahulu ke dalam air beberapa jam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun