Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kapan Pemerintah Buka Mata untuk Petani yang Tanam dan Potong Padi Biaya Sendiri?

16 Mei 2019   15:35 Diperbarui: 16 Mei 2019   15:59 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak mencari pembenaran dari pertanyaan, Kapan Pemerintah 'Buka Mata' untuk Petani yang Tanam dan Potong Padi Biaya Sendiri? karena bagi saya yang lahir sebagai anak petani, hidup bersama keluarga petani sampai 33 tahun, semua iming-iming dari 'mereka' yang berpihak itu hanyalah kode absurd.

Saya tetap melihat kedua orang tua mencangkul ladang sendiri sebelum disemai bibit padi. Saya juga menjerit dalam hati saat Ayah membajak sawah dengan mesin yang tua; tidak hanya terseok, tetapi sering mogok yang membutuhkan biaya tidak sedikit untuk memperbaikinya. Jika disebut saya hanya 'berhalusinasi' atau tanpa fakta, maka usia saya di atas kertas hanyalah potongan daging yang menjelma napas putus asa!

Kami hidup di keluarga petani. Ayah saya bahkan lebih paham kapan waktu yang tepat membajak sawah, menanam padi sesuai tanggal bulan Hijriyah, dibanding dengan penyuluh pertanian yang datang tak diundang, pergi begitu saja dengan teori di dalam notes yang sama sekali tidak berguna.

Padi di sawah sewaan orang tua saya -- bahkan semua petani lain di sekeliling kami -- tetap hidup sebagaimana mestinya. Karena apa? Feeling Ayah dan petani lain lebih tepat dibandingkan penyuap teori ini itu sedangkan mereka tidak pandai menanam padi di tanah berlumpur.

Padi yang sedang menguning - Dok. Pribadi
Padi yang sedang menguning - Dok. Pribadi
Padi dipotong tetap 'gemuk' karena pemeliharaan yang maksimal, sesuai antara waktu tanam, pupuk jenis apa, pestisida yang mahal, sampai memburu pipit-pipit agar tidak beterbangan di atas batang padi yang sedang menguning. Pelajaran hidup yang mengajarkan petani tentang how to dan why sebatang padi bisa berisi dengan bagusnya.

Kekecewaan lantas datang karena klaim 'mereka' yang sekali memberikan penyuluhan, bahwa karena mereka padi di sawah kami menjadi lebih baik. Jika saya tanya lagi kemudian, puluhan tahun lalu, sebelum 'teori' dan mereka itu datang, apakah padi di sawah kami kosong isinya? nyatanya tidak demikian.

Orang tua dari orang tua saya -- nenek dari nenek ke nenek -- bahkan bisa menyimpan padi dalam waktu lama 'cuma' dalam gubuk yang diatapi daun rumbia. Tak ada tikus yang bisa masuk. Tak membusuk meskipun disimpan berbulan-bulan. Semua itu karena 'ilmu alam' yang sama sekali tidak bisa didapatkan di bangku perkuliahan manapun.

Padi yang terendam banjir - Dok. Pribadi
Padi yang terendam banjir - Dok. Pribadi
Kenapa saya coba sebut penderitaan kami di sini jadi penting diperhatikan? Karena dari sawah di kampung nan jauh ini bisa menghidupi kehidupan glamor orang-orang di Ibu Kota dan kota-kota besar lainnya.

Apa yang dibutuhkan petani dari pelosok negeri saat ini? Saya pikir, cuma secuil 'perhatian' dari pemerintah yang bangga dengan ekspor beras ke mana-mana. Sedangkan, petani di daerah-daerah tak tersentuh 'berita' dibiarkan hidup sendirian dalam mati yang enggan.

Sawah Kering Tanggung Sendiri 

Sawah kering, siapa yang memiliki modal maka dirinya yang akan mampu membajak setelah menaikkan air dengan mesin sewaan. Petani-petani ini ikut menyewa mesin air agar bisa ikut tanam padi dalam waktu yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun