Mohon tunggu...
Baiq Azmi Sukroyanti
Baiq Azmi Sukroyanti Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 Ilmu pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.

Bahagia itu tidak harus mewah, bahagia berasal dari hati yang penuh rasa syukur.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pendidikan Pancasila: Pilar Identitas Bangsa yang Terus Diuji

26 November 2024   11:10 Diperbarui: 26 November 2024   11:13 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1 UMAR BIN KHATTAB, SDIT ANAK SOLEH 2 MATARAM

Pancasila merupakan dasar negara sekaligus ideologi bangsa yang menjadi landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai simbol sekaligus pedoman hidup bangsa Indonesia, Pancasila berfungsi sebagai arah dan panduan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Namun, di tengah laju globalisasi, digitalisasi, serta derasnya arus informasi, keberadaan Pancasila sering kali diuji, terutama dalam konteks dunia pendidikan.

Mengapa Pendidikan Pancasila Penting?

Pendidikan Pancasila lebih dari sekadar mata pelajaran yang diajarkan di sekolah atau universitas. Pendidikan ini menjadi sarana pembentukan karakter yang menanamkan nilai-nilai utama seperti persatuan, keadilan, dan kemanusiaan dalam diri generasi penerus bangsa. Di tengah derasnya pengaruh budaya asing dan meningkatnya polarisasi sosial akibat perbedaan agama, politik, atau etnis, Pendidikan Pancasila berperan penting sebagai fondasi yang menjaga keberagaman dan keharmonisan Indonesia.

Namun, dalam pendidikan formal, pengajaran nilai-nilai Pancasila sering kali terhambat oleh pendekatan yang terlalu teoritis. Untuk menjadi lebih relevan, nilai-nilai Pancasila perlu diajarkan secara praktis dan kontekstual, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tantangan di Era Digital

Perkembangan era digital membawa tantangan besar bagi Pendidikan Pancasila. Generasi muda hidup dalam budaya global yang bergerak cepat dan serba instan. Narasi negatif, seperti intoleransi, radikalisme, dan hoaks yang tersebar luas di media sosial, dapat mengancam penerapan nilai-nilai Pancasila. Bahkan, sebagian besar anak muda kini lebih mengenal budaya asing daripada memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.

Selain itu, kurangnya keteladanan dari sejumlah tokoh masyarakat dan pemimpin turut memengaruhi persepsi generasi muda terhadap Pancasila. Ketika tindakan nyata tidak sejalan dengan prinsip Pancasila, kredibilitasnya sebagai pedoman hidup menjadi dipertanyakan.

Menghidupkan Kembali Relevansi Pancasila

Menghadapi tantangan ini, Pendidikan Pancasila perlu beradaptasi dengan inovasi. Pemanfaatan teknologi digital dapat menjadi langkah strategis. Misalnya, penggunaan aplikasi belajar berbasis Pancasila, konten kreatif di media sosial, hingga penerapan gamifikasi melalui video game edukasi. Dengan cara ini, nilai-nilai Pancasila dapat lebih mudah dipahami dan diterima oleh generasi muda.

Selain itu, sinergi antara institusi pendidikan, komunitas, dan pemerintah sangat diperlukan. Pendidikan karakter berbasis Pancasila bisa diintegrasikan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti seni budaya, olahraga, dan aksi sosial, sehingga nilai-nilai tersebut tidak hanya dipahami secara teoritis, tetapi menjadi bagian dari pengalaman sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun