Bangunan ini benar-benar membikin saya gelisah.
Betapa tidak?
Sebagai salah satu keajaiban dunia saat itu yang dibangun pada jaman Samaratungga
bangunan dengan tiga tingkat Kamadatu, rupadatu dan arupadatu ini
sungguh membuat saya terkesima.
Kenapa?
Daerah tempat saya tinggal, Palembang, cukup MISKIN dengan peninggalan bersejarah
Apalagi yang terkenal hingga manca Negara.
Akhirnya keinginan berkunjung itu pun terpenuhi. Tahun 1981, saat itu saya masih kelas 5 SD,
Bersama orang tua saya. Nih gambarnya…jadul khan?
Foto yang dijamin imut. Sampe sekarang aja masih…hahahahhahaha
Celana pendek hitam itu adalah celana seragam SD untuk hari Jumat Sabtu.
Saya sendiri lupa, kenapa saya tersenyum melihat patung tersebut.
Ada yang tahu, kenapa? Hehehehhehe
Mungkin ada yang heran, kok patungnya bisa ada di luar stupa?
Pada tahun itu 1981, sedang dilakukan renovasi besar-besaran atas candi Borobudur
Dengan bantuan dana dari Unesco. Banyak arca yang dikeluarkan dari beberapa stupa.
Bahkan dalam gambar masih Nampak alat Derek
yang dipakai untuk memindahkan batu-batu berat.
Sehingga candi megah ini agak terlihat kumuh.
Selain itu, renovasi ini dilakukan untuk persiapan menyambut Gerhana Matahari Total
Pada tahun 1983. Yang diprediksi nantinya banyak turis menyaksikan gerhana tersebut
Dari Borobudur
Sayang, saya hanya bisa menikmati Borobudur Cuma 1 hari saja.
Karena ada acara keluarga dan setelahnya harus balik ke sumatera.
Pulang ke Palembang
Pulang ke Palembang saya langsung “pamer” foto-foto ketikadi Borobudur sama teman-teman
Wahh…
Teman-teman saya langsung terkagum-kagum.
Bahkan ada yang nyelutuk…..
“Prei besok…aku nak kesano jugo”
Sayang lagi asyik menikmati, foto tersebut guru masuk tanpa kami ketahui.
Namanya Ibu Hutagalung. Orangnya galak. Foto itu pun disita.
Untung saya masih punya klise-nya sehingga bisa dicetak ulang seperti itu.
Tapi ternyata yang namanya Borobudur, memang luar biasa
Keinginan untuk ke sana sangat besar.
Tapi gimana cara?
Untunglah, tahun 1984, kakak di Purworejo meminta saya untuk melanjutkan sekolah
Di Purworejo. Tawaran yang langsung saya terima. Khan purworejo ke Borobudur tidak sampai
2 jam perjalanan.
Sayang perjalanan saya ke bangunan nan indah di saat SMA tanpa kenangan foto.
Baru, pada Oktober 1992 saat kuliah baru sempat saya mengabadikannya lewat foto.
Nih fotonya… Ganteng khan???
Ada kenangan tersendiri tentang foto ini terkait dengan profesi saya sebagai guru.
Foto ini saya upload ke dalam blog pribadi.
Kebetulan, salah seorang siswa saya secara tidak sengaja membuka blog tersebut.
Dan melihat gambar itu.
Spontan, besoknya dia cerita ke siswa – siswa yang lain
Kalau saya dulu berambut gondrong atau panjang. Ini yang jadi masalah.
Di sekolah, saya terkadang membantu guru BP untuk merazia siswa BERAMBUT PANJANG.
Nah, inilah yang mereka protes….hehehehe
Apa jawab saya?
“Anak-anak…
Foto itu adalah foto bapak ketika kuliah.
Bukan ketika SMP atau SMA
Anak kuliah boleh berambut panjang. Makanya, supaya kalian bisa berambut panjang
Silakan belajar yang rajin. Nanti kuliah. Baru gondrong”
Aneh.. Mereka mengiyakan. Hahahhahahahaha
Ya, memang guru adalah sosok digugu dan ditiru.
Tapi khan itu foto kenangan ketika saya belum menjadi guru.
Dan
Sekali lagi Borobudur, memang tak layak dilupakan.
Setiap ada kesempatan, candi termegah ini pasti saya kunjungi.
Terakhir saya mengunjungi candi ini pada tahun 2008.
Tentu saja dengan rambut pendek.
Khan sudah jadi guru….hehehhehehe
………
Poentjak goenoeng, 18-09-2012
Gambar: DW collection