Perkembangan dunia arsitektur di Indonesia sangat menarik. Kamu bisa mengamati adanya perubahan dalam penerapan gaya arsitektur dari zaman ke zaman. Salah satu desain arsitektur menarik yang sempat memiliki popularitas tinggi di Indonesia adalah gaya jengki, berasal dari kata Yankee.
Dulu, rumah bergaya jengki merupakan salah satu wujud semangat juang masyarakat Indonesia dalam upaya menampilkan berbagai aspek yang berkebalikan dengan Belanda. Arsitektur jengki mendapat pengaruh kuat dari budaya Amerika Serikat. Desainnya pun terlihat jauh lebih mencolok dibandingkan dengan bangunan bergaya kolonial.
Ciri Khas dan Keunikan Desain Rumah Jengki
Di Indonesia, popularitas rumah bergaya Jengki atau Yangkee meningkat pesat pada rentang 1950 sampai 1960-an. Kemunculannya tidak lepas dari keinginan dari masyarakat Indonesia di zaman dulu yang ingin sepenuhnya merasa bebas dari hal-hal yang berkaitan dengan kolonialisme Belanda.
Lalu, apa sih yang membuat rumah bergaya Jengki itu menarik? Ada beberapa ciri khas yang menjadi keunikan dari desain bangunan ini, antara lain adalah:
1. Desain Atap
Ciri khas dan keunikan pertama dari sebuah bangunan bergaya Jengki bisa kamu lihat pada bagian atapnya. Desain atapnya berbentuk pelana, jauh berbeda dengan desain rumah kolonial yang umumnya menggunakan atap gambrel.
Tak hanya itu, desain atapnya juga sengaja dirancang mempunyai tingkat ketinggian yang berbeda. Tak ketinggalan, atap pada rumah Jengki mempunyai lubang angin yang berguna sebagai ventilasi untuk membuat suasana rumah tetap sejuk.
2. Dinding Rumah yang Dirancang Miring