Mohon tunggu...
Mikchel Naibaho
Mikchel Naibaho Mohon Tunggu... Novelis - Pembaca. Penjelajah. Penulis

Pegawai Negeri yang Ingin Jadi Aktivis Sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Contoh Sederhana Manfaat Perbedaan

1 September 2018   10:36 Diperbarui: 1 September 2018   10:57 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : flickr.com

Saya bekerja di sebuah instansi pemerintah yang melakukan pengamatan selama 24 jam penuh. Hal itu mengharuskan setiap harinya dibagi per shift, dan si pegawai bekerja seturut jadwal yang telah disusun di awal bulan. Keadaan ini membuat "tanggal merah" atau hari biasa tak ada bedanya. Tak peduli apakah itu Hari Raya atau tidak, jika jadwalnya memang bekerja (dinas), si pegawai harus bekerja.

Salah satu cara agar dapat merayakan hari besar keagamaan atau bila ada keperluan penting, antar pegawai harus mencari penggantinya untuk mengisi jadwalnya bekerja. Atau dalam istilah kami  tukar dinas. Misalnya, di hari Kamis si A ada keperluan, maka dia bisa libur dengan catatan, dia mencari penggantinya.

Dalam keadaan seperti itulah, saya melihat manfaat sederhana dari perbedaan yang ada. Seorang pegawai muslim yang dinas di hari jumat, bisa mencari penggantinya yang Kristiani untuk mengisi jadwalnya. Pun sebaliknya, yang Kristen akan mencari pengisi jadwal dinasnya di hari minggu agar bisa mengikuti ibadah. 

Teman saya yang Hindu, bisa libur panjang menjelang Nyepi, dan saya bisa menikmati libur panjang Natal serta Tahun Baru dengan 'tukar dinas' dan cuti tahunan. Bayangkan, bila semua pegawai di Indonesia ini menganut agama yang sama. Pastinya salah seorang harus berkorban -- dan biasanya yang dikorbankan adalah yang paling lemah, paling junior atau yang paling jauh dari kekuasaan.

"Sebelum kau ada, gak bisa mudik aku," kata seorang teman sesama pegawai. Aku maklum, sebab dia yang paling junior (belakangan masuk), dan kebanyakan pegawai beragama Islam. Gak bisa mudik, masih lumayan sakitnya. Gak bisa sholat Ied? saya bisa merasakan kesedihan teman saya itu. Mungkin sedihnya sama dengan tak bisa menghadiri pernikahan saudara kandung karena terhalang kewajiban dinas, atau tak bisa menghadiri pemakaman orangtua.

Manfaat di atas adalah contoh kecil dari perbedaan agama di negeri ini. Bila kita gali lagi, pasti lebih banyak manfaat yang bisa kita dapat. Misalnya, saya pernah berpikir bahwa orang-orang Indonesia harusnya lebih kreatif dibanding bangsa lain. Sebab, di sekitar kita terpampang dengan jelas keberagaman yang bisa menjadi sumber inspirasi.

Pikiran ini saya dapat ketika sebuah pertanyaan diajukan kepada saya, bagaimana bisa mendapatkan ide menulis setiap hari? Setelah berpikir panjang, saya menyimpulkan sebuah jawaban: perbedaan.

Perbedaan orang-orang di sekitar kita, menghadirkan kehidupan sehari-hari yang dinamis. Banyak hal-hal unik yang menginspirasi. Mulai dari kearifan lokal, sampai pada cara memasak masakan khas daerah. Semua itu bisa ditulis, dan tantangannya adalah membuat masyarakat banyak tertarik pada tulisan kita.

Saya sedang berusaha menjawab tantangan itu agar lebih banyak masyarakat yang mensyukuri nikmat keberagaman, dan menjaga nilai-nilai luhurnya untuk hidup yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun