Mohon tunggu...
Bahitsa Al Badiyah
Bahitsa Al Badiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Selamat Membaca dan Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Asal Muasal Aktivitas "Ngorek" Wanita Nelayan Pesisir Utara Brondong Lamongan

22 April 2021   23:10 Diperbarui: 23 April 2021   00:08 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai salah satu perikanan terbesar di Indonesia, di Lamongan terdapat  Pelabuhan Perikanan Nusantara yang terletak  di Brondong. Brondong adalah kelurahan di kecamatan Brondong yang merupakan bagian wilayah Kabupaten Lamongan yang terletak di belahan utara, kurang lebih 50 Km dari Ibu Kota kabupaten Lamongan.

Ngorek adalah buruh nelayan yang pekerjaannya memilah ikan dari yang super sampai yang sortiran sesuai dengan pesanana pabrik yang semua pekerjannya adalah wanita. Ha ini menunjukkan bahwa wanita nelayan di pesisir Brondong memiliki peran dalam membantu peningkatan ekonomi keluarganya. Selain berperan dalam rumah tangga yaitu sebagai istri dan ibu, juga bekerja di sektor publik seperti pabrik, perikanan maupun perdangangan.

Pekerjaan memilah ikan ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun baru sekitar tahun 2000an mulai ditata dengan manajemen yang lebih bagus dan teratur dan dikhususkan pada wanita.  Sepulang dari melaut nelayan tentu membutuhkan tenaga untuk memindahkan ikannya dari kapal ke pengepul, yang memindahkan ikan dari kapal ke tempat pemilahan ikan dilakukan oleh buruh laki-laki.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Tempat pemilahan ikan tidak jauh dari kapal bersandar. Pemilahan ikan ini dulunya sangat sederhana karena jangkauan bisnis pengepul belum seluas sekarang.  Dan yang melakukan pemilahan ikan pun bercampur antara awak kapal dan wanita yang bekerja di tempat pelelangan ikan. Dari tempat pemilahan ikan tersebut kemudian baru diangkut ke pengepul.  Dulu pekerjaan memilah ikan ini dinamakan Nyenik namun karena nama tersebut memiiki konotasi negatif yang berarti mengambil tanpa izin maka diganti menjadi Ngorek.

Munculnya buruh nelayan khusus wania ini berawal dari banyaknya janda dari nelayan yang ninggal karena sakit atau hilang saat melaut selain itu juga karena adanya tuntutan ekonomi / pemenuhan kebutuhan hidup yang terus meningkat sehingga menuntut wanita untuk keluar dari zona nyamannya. Pada umumnya yang bekerja ngorek adalah wanita dengan berpendidikan rendah, rata-rata hanya lulusan sekolah dasar atau sekolah menengah pertama.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Wanita ngorek ini bekerja setiap hari dari pukul 05.30 -- 08.00 wib apabila hasil ikan nelayan melimpah mereka bisa bekerja sampai pukul 10.00 wib. Mereka bekerja secara kelompok dengan jumah anggota minimal 15 orang dan pimpinan oleh seorang mandor.  Mandor ini dipanggilnya bu RT.

Setiap kelompok ngorek telah memiliki pelanggan kapal atau perahu. Apabila kapal atau perahu langganannya tidak datang atau hasilnya sedikit mereka harus kembali dengan tangan kosong atau minta dipekerjakan di kelompok lain. Untuk itu wanita ngorek harus berangkat lebih pagi supaya bisa dipekerjakan di kelompok lain.   

Penghasilan wanita ngorek ada dua sumber yaitu dari murni pekerjaan memilah ikan yang rata-rata setiap harinya 20.000 sampai 80.000 dan dari ikan hadiah pemberian juragan kapal. Ikan hadiah ini ada kalanya dijual dan ada juga yang dimanfaatkan sendiri untuk lauk di rumah. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dari wawancara dengan beberapa wanita ngorek. Pertama, Ibu Zuaikhah namanya, dia bekerja sebagai wanita ngorek untuk memenuhi kebutuhan keluarganya karena suaminya sudah tidak bisa melaut akibat serangan stroke dan pekerjaan ini sangat mudah dia lakukan karena tidak membutuhkan keterampilan khusus.

Kedua, Ibu Jumani, wanita lulusan SMA ini bekerja sebagai wanita ngorek karena penghasilan suaminya sebagai nelayan belum bisa menutup kebutuhan 5 anaknya yang semuanya sudah memasuki bangku sekolah, yang terkecil sekolah di Taman Kanak-Kanak dan yang terbesar sudah duduk di bangku kuliah semester 4. Dan yang menjadi alasan utama bu Jumani yaitu pekerjaan ngorek tidak butuh modal uang. Baginya yang terpenting ialah mental badak alias kebal.

Ketiga, Ibu Sumarlik, wanita yang sudah lama ditinggal mati suaminya ini memilih ngorek sebagai pilihan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya, karena hasilnya selain mampu untuk memenuhi kebutuhannya juga dapat digunakan untuk sedekah dan menyambung tali silaturrahmi.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun