Mohon tunggu...
Emsya Bahaudin
Emsya Bahaudin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wah, Ternyata Aku Memang Manusia!

21 Januari 2019   08:51 Diperbarui: 21 Januari 2019   20:18 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu malam di sebuah kosan.

"Eh, kita makan di warung nasgor pak Joko aja yuk?" ucapku kepada kedua kawanku. 

"Ayok..." jawab mereka.

Kami bertiga pun pergi ke warung nasi goreng yang cukup terkenal di sekitaran kampus Undip itu. 

Singkat cerita sampailah kami di tempat tujuan. Setelah memesan makanan, kami pun duduk berhadap-hadapan. Menunggu hidangan.

Hm, seperti biasa, kami malah sibuk dengan Smartphone masing-masing. Sibuk menatap layar berisi banyak hiburan yang lumayan melengahkan itu. Sibuk menatap benda yang seolah-olah sudah menjadi anggota tubuh kami yang baru. Anggota tubuh yang baru? Maksudnya?

Iya kawan, akui saja bahwa Smartphone memang sudah menjadi anggota tubuh kita yang baru. Ia telah bergabung bersama organ tubuh kita yang lain. Ia telah menjadi saudara dari mata kita, tangan kita, otak kita, bahkan hati kita. Ia telah melekat dan tidak mau lepas dari kita. 

Akui saja bahwa saat ini Smartphone memang mendekatkan yang jauh sekaligus menjauhkan yang dekat. Satu ironi di dalam hidup kita saat ini.

Aku pun menghela nafas, kenapa sih kami bisa terhipnotis seperti ini? Kenapa benda ini bisa mengalihkan dunia kami? Mengalihkan orangtua kita, keluarga kita, teman-teman kita. Di tengah renungan itu, tiba-tiba sesuatu terlintas di dalam benakku. Eh Fik, coba sekali ini saja simpan dulu Smartphonemu dan pandanglah sekitarmu!

Ajaib! Aku seperti kembali ke dunia nyata! 

Wah, ternyata di depanku ada meja dengan motif hijau kusamnya. Wah, ternyata di atas meja ini ada sendok, garpu, gelas, piring, tisu, makaroni, butiran nasi yang luput termakan, dan apa ini? Oh, ternyata minyak bekas makanan.

Eh, tunggu dulu, kali ini aku juga bisa melihat wajah temanku! Kepulan asap rokok yang dihisapnya, warna merah bara api dari ujung rokoknya, bahkan dapat kubaca merek rokok yang dinikmatinya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun